Jakarta (ANTARA Jambi) - Mendekati ujung penugasannya, seorang diplomat Indonesia di KBRI Moskow, M. Aji Surya meluncurkan buku kelimanya yang berjudul "Segenggam Cinta dari Moskwa" yang diterbitkan Kompas dan mulai beredar di sejumlah toko buku di Tanah Air.
Menurut Aji Surya dalam email yang diterima ANTARA di Jakarta, Rabu, buku tersebut bercerita tentang aneka perubahan unik yang terjadi di negeri bekas komunis itu.
"Ini kumpulan tulisan yang dimuat Rakyat Merdeka Online (RMOL) dalam rubrik "From Moscow With Love"," katanya.
Aji Surya merupakan satu-satunya diplomat yang memiliki rubrik khusus di RMOL bersama beberapa penulis lain seperti Dahlan Iskan (Manufacturing Hope), Adhie M. Massardie (Tebas) dan Dr. Rizal Ramli (Sang Penerobos).
Dalam aneka tulisan dalam buku setebal 248 halaman tersebut, sang diplomat menorehkan berbagai kisah yang dilihat, didengar, diamati ataupun dialaminya. Mulai soal budaya, perubahan sosial, politik hingga soal kemanusiaan.
Semua dicoba direkam dan diramu sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah buku yang ringan dan enak dibaca oleh siapa pun.
Menurut dia, Rusia yang merupakan negara ketiga tempat ia ditugaskan ini, merupakan sebuah negeri yang sangat gemerlap dengan berbagai warna yang susah ditemui di negeri lain di dunia. Bahkan, meski telah ditulis dalam empat buku terdahulunya, ternyata negeri yang dahulu dijuluki Beruang Merah ini tidak pernah habis digali. Bahkan kalaupun diberi waktu tinggal empat tahun lagi, maka warna warni Rusia tidak pernah habis dikuliti.
"Itu semua karena Rusia merupakan negara besar yang suka berzigzagria dari waktu ke waktu. Jatuh bangun tanpa mengenal lelah menuju kematangan yang bentuk dan warnanya belum terperikan," ujarnya.
Di antara cerita yang cukup menonjol dalam buku tersebut adalah kisah-kisah menyentuh tentang manusia Indonesia di Rusia yang tercampakkan oleh zaman.
Mereka kadang hidup dalam keadaan yang sulit dan dilematis. Pulang ke Indonesia tidak memiliki pekerjaan, menetap di Rusia dalam keadaan sulit, sedangkan usianya sudah diatas 70 tahun. Mereka inilah para eks mahasiswa ikatan dinas yang dikirim Pemerintah Orde Lama namun dijegal pulang oleh Pemerintah Orde Baru.
Sejuta keunikan
Rusia juga diwarnai dengan sejuta keunikan, seperti soal satpam yang tidak mengenal kompromi, vodka yang bisa menjadi teman sekaligus pembunuh, fenomena makmum di depan imam, pencarian kiblat filsafat, makin merajanya kapitalisme dan masih banyak lagi lainnya. Uniknya, semua dikemas dalam tulisan yang ringan dan di akhir tulisan pembacanya mendapatkan sebuah pelajaran berharga, bukan sekedar cerita tanpa makna.
Menurut Ketua Mahkamah Konstitusi, Moh Mahfud MD yang memberikan prolog dalam buku ini, pesan utama yang dapat digali dari buku tersebut adalah ajakan penulis agar semua bisa belajar dan melihat Rusia dengan cara baru, yakni cara pandang yang berbeda dengan sebelumnya (1990-an).
Menariknya, ajakan penulis tersebut disajikan dalam bentuk paparan fakta dan cerita-cerita nyata dengan gaya bahasa penulisan yang mengalir, lincah dan enak dibaca sehingga tidak membosankan.
"Selain itu, pembaca juga akan bisa memahami tugas-tugas seorang diplomat seperti yang diperankan oleh penulis," tuturnya.
Dubes RI untuk Rusia dan Belarusia Djauhari Oratmangun menyambut positif terbitnya buku anak buahnya ini. Menurut Dubes Djauhari Oratmangun , membaca buku ini seperti menonton siaran langsung pertandingan bla di teve. Menikmati Messi "Si Kutu" yang lincah menggiring bola, mengobrak-abrik pertahanan lawan, membobol gawang dan menciptakan gol.
"Keunikan buku ini adalah kecerdikan penulis dalam mengamati, merekam, mencatat serta memilih kata yang diramu begitu rupa sehingga enak dibaca, mudah dicerna, mengobrak-abrik pertahanan pembaca mengenai stigmatisasi Rusia yang kemudian berakhir dengan 'gol' berupa pemahaman tentang Rusia," katanya.
Buku "Segenggam Cinta dari Moskwa" sudah mulai beredar di pasaran mulai medio Mei di berbagai toko buku terkemuka di Jakarta dan kota besar lainnya. Bahkan di antaranya dipajang di barisan buku tergolong laris.
M. Aji Surya yang bertugas di Moskow sejak 2008 tersebut akan mengakhiri tugasnya akhir September ini telah menghasilkan beberapa buku sebelumnya, seperti Vodka, Cinta dan Bunga (VCB), Moskow, Petersburg, Vladivostok (VCB), Seruling Diplomat (SD), dan Panduan Hemat Keliling Rusia. Diplomat penulis tersebut masih merahasiakan buku keenam yang sedang dikerjakannya.(T.A017)