Jambi (ANTARA Jambi) - Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur , Jambi masih menghadapi persoalan serius dengan persoalan sampah, termasuk di bawah Jembatan Muarasabak, padahal infrastruktur itu menjadi salah satu ikon kota setempat.
"Khususnya sampah yang ada di jembatan Muarasabak, tiap hari menumpuk karena masih banyak warga yang suka membuang sampah secara sembarangan," ujar Kepala Dinas Tata Kota (Distako) setempat Mariantoni di Muarasabak, Sabtu.
Menurut dia, jembatan Muarasabak merupakan ikon daerah yang harus dijaga kebersihannya. Apalagi, jika banyak menumpuk sampah juga akan mengganggu kesehatan lingkungan khususnya ekosistem di sungai Batanghari yang membelah kabupaten di timur Jambi itu.
Ia menyebutkan, sedikitnya dibutuhkan 15 tenaga kebersihan khusus yang akan bertugas secara bergantian setiap hari di kawasan jembatan terpanjang di Tanjabtim itu.
"Setiap bulan akan kami gaji para petugas kebersihan ini," katanya.
Mariantoni mengatakan, untuk merekrut petugas kebersihan itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak kecamatan dan mengutamakan warga setempat.
"Kami juga mengimbau agar masyarakat benar benar sadar akan pentingnya kebersihan. Apalagi di jembatan yang nantinya sampah itu jatuh ke sungai, jika terjadi banyak penumpukan sampah akan mempercepat proses pendangkalan dan ini berbahaya bagi ekosistem sungai yang nantinya masyarakat juga yang rugi," jelasnya.
Jembatan Muarasabak sepanjang hampir 800 meter itu dibangun sejak 2009 dan diresmikan pada 2012 lalu. Akibat banyaknya warga yang melintas maupun banyaknya pedagang di atas jembatan menyebabkan banyak sampah di kawasan itu.
Jembatan senilai Rp225 miliar sengaja dibangun sebagai upaya membuka keterisolasian di kawasan timur Provinsi Jambi.
Keberadaan jembatan itu diharapkan bisa membuka akses darat untuk mobilisasi perekonomian masyarakat setempat yang sebelumnya banyak tergantung pada alat transportasi air sehingga beberapa komoditi barang lebih mahal dibanding daerah lain di Jambi.(Ant)