Jambi (ANTARA Jambi) - Pelaksanaan ujian nasional (UN) di Kabupaten Sarolangun, Jambi, Senin, diwarnai dengan insiden dugaan pengusiran wartawan yang hendak meliput UN di SMK Negeri 4 Sarolangun.
Ketika diminta tanggapannya terkait hal itu, Koodinator Pengawas UN Sarolangun, Fitria membantah hal tersebut, pihaknya hanya meminta wartawan agar tidak menggangu siswa yang sedang ujian.
"Kita hanya minta wartawan tidak masuk ke ruangan kelas, karena bisa menganggu konsentrasi siswa yang sedang ujian," ujarnya.
Untuk memberikan suasana agar siswa bisa berkonsentrasi penuh mengerjakan soal-soal ujian, selama pelaksanaan UN diminta tidak ada yang memasuki ruang kelas, termasuk wartawan.
Namun, yang terjadi di lapangan Bupati Sarolangun Cek Endra justru diperbolehkan memasuki ruangan kelas saat meninjau UN, meskipun Fitria beralasan hanya satu menit dan hanya berdiri di depan kelas.
Bahkan sejumlah staf Bagian Humas Setda Sarolangun justru berlalu-lalang di dalam ruang kelas.
Ia juga menjelaskan, dalam standar operasional prosedur (SOP), saat pelaksanaan UN memang tidak diperbolehkan siapapun untuk memasuki ruangan kelas. "Memang dalam SOP seperti itu, tidak boleh ada yang masuk ruangan kelas," ujarnya.
Fitria mengaku telah meminta maaf kepada wartawan terkait insiden tersebut, namun tidak ada niat dari panitia untuk mengusir wartawan.
Secara terpisah, Yansah, menyatakan, dirinya hanya mempersoalkan bahasa penyampaian yang dikeluarkan Fitria yang dinilainya terlalu keras.
Sementara itu, Kedua Dewa Pendidikan Sarolangun Anwar Harun, sangat menyayangkan adanya insiden pengusiran wartawan. Ia menduga hal itu terjadi hanya karena komunikasi yang kurang baik.
"Mungkin tujuan Fitria baik, tapi komunikasinya yang salah" tutur Anwar.
Ke depan, lanjut Anwar, kejadian serupa jangan sampai terulang dan dirinya juga meminta kepada para awak media untuk memaklumi.
"Ke depan apa yang di lakukan Fitria jangan terulang kembali dan kepada para wartawan agar dapat bersabar," tambahnya.(Ant)