Batam (Antaranews Jambi) - Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau menyatakan bahwa sejak 2017 sampai tahun ini campak dan rubella sudah menyerang sekitar 200 anak di wilayah kerjanya.
"Selama tahun lalu sampai tahun ini, sudah 200 anak yang dideteksi campak dan rubella," kata Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Riau Tjetjep Yudiana di Batam, Kamis.
Guna menekan penularan dan penyebaran penyakit yang disebabkan oleh virus campak dan rubella, menurut dia, pemerintah terus berusaha mendorong warga menyertakan anak-anak mereka yang berusia sembilan bulan hingga 15 tahun dalam program imunisasi campak-rubella (Measles-Rubella/MR).
"Jangan sampai terjadi wabah," kata dia.
Ia mengajak seluruh pemerintah kabupaten dan kota di Kepri menggalakkan sosialisasi imunisasi MR karena hingga pekan kedua September baru 38 persen dari 608.124 anak di provinsi itu yang menerima vaksin.
Cakupan vaksinasi MR pada anak usia sembilan bulan hingga 15 tahun di Kepulauan Riau menjadi nomor delapan terburuk di Indonesia setelah Riau yang cakupan imunisasinya baru 18,47 persen hingga September.
Tjetjep mengatakan cakupan imunisasi MR rendah karena meski pemerintah terus berusaha menyosialisasikan pentingnya vaksinasi bagi kesehatan anak, masih ada warga yang menolaknya menyusul pro dan kontra mengenai kehalalan vaksin yang digunakan dalam program imunisasi MR.
"Masalahnya, masyarakat terlanjur khawatir dengan yang haram kemarin, meski sudah ada klarifikasi bahwa dibolehkan. Sangat berat memberikan keyakinan kepada masyaarakat," kata dia.
Siaran di laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan bahwa campak dan rubella adalah penyakit infeksi virus yang menular melaui saluran nafas. Anak dan orang dewasa yang belum pernah mendapat imunisasi campak dan rubella atau yang belum pernah mengalami penyakit ini beresiko tinggi tertular.
Menurut IDAI, campak dapat menyebabkan komplikasi serius seperti diare, radang paru peunomia, radang otak (ensefalitis), kebutaan, gizi buruk dan bahkan kematian.
Sementara rubella menyebabkan penyakit ringan pada anak, namun bila menulari ibu hamil pada trimester pertama atau awal kehamilan dapat menyebabkan keguguran atau kecacatan pada bayi yang dilahirkan.
Baca juga:
Dokter: penggunaan vaksin MR cegah cacat lahir
Tiga daerah di Kepulauan Riau masih tunda vaksinasi MR
"Selama tahun lalu sampai tahun ini, sudah 200 anak yang dideteksi campak dan rubella," kata Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Riau Tjetjep Yudiana di Batam, Kamis.
Guna menekan penularan dan penyebaran penyakit yang disebabkan oleh virus campak dan rubella, menurut dia, pemerintah terus berusaha mendorong warga menyertakan anak-anak mereka yang berusia sembilan bulan hingga 15 tahun dalam program imunisasi campak-rubella (Measles-Rubella/MR).
"Jangan sampai terjadi wabah," kata dia.
Ia mengajak seluruh pemerintah kabupaten dan kota di Kepri menggalakkan sosialisasi imunisasi MR karena hingga pekan kedua September baru 38 persen dari 608.124 anak di provinsi itu yang menerima vaksin.
Cakupan vaksinasi MR pada anak usia sembilan bulan hingga 15 tahun di Kepulauan Riau menjadi nomor delapan terburuk di Indonesia setelah Riau yang cakupan imunisasinya baru 18,47 persen hingga September.
Tjetjep mengatakan cakupan imunisasi MR rendah karena meski pemerintah terus berusaha menyosialisasikan pentingnya vaksinasi bagi kesehatan anak, masih ada warga yang menolaknya menyusul pro dan kontra mengenai kehalalan vaksin yang digunakan dalam program imunisasi MR.
"Masalahnya, masyarakat terlanjur khawatir dengan yang haram kemarin, meski sudah ada klarifikasi bahwa dibolehkan. Sangat berat memberikan keyakinan kepada masyaarakat," kata dia.
Siaran di laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan bahwa campak dan rubella adalah penyakit infeksi virus yang menular melaui saluran nafas. Anak dan orang dewasa yang belum pernah mendapat imunisasi campak dan rubella atau yang belum pernah mengalami penyakit ini beresiko tinggi tertular.
Menurut IDAI, campak dapat menyebabkan komplikasi serius seperti diare, radang paru peunomia, radang otak (ensefalitis), kebutaan, gizi buruk dan bahkan kematian.
Sementara rubella menyebabkan penyakit ringan pada anak, namun bila menulari ibu hamil pada trimester pertama atau awal kehamilan dapat menyebabkan keguguran atau kecacatan pada bayi yang dilahirkan.
Baca juga:
Dokter: penggunaan vaksin MR cegah cacat lahir
Tiga daerah di Kepulauan Riau masih tunda vaksinasi MR