Jakarta, Antaranews Jambi - Pengamat Penerbangan sekaligus Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Chappy Hakim kembali meluncurkan tiga buku tentang penerbangan.
Tiga buku yang diluncurkan di Auditorium Perpustakaan Nasional, di Jakarta, Senin, di antaranya "Penegakan Kedaulatan Negara di Udara" yang ditulis oleh Chappy bersama Kepala Sub Dinas (Kasubdis) Hukum Dirgantara Dinas Hukum Angkatan Udara (Diskumau) Kolonel Penerbang (PNB) Supri Abu, "Menata Ulang Penerbangan Nasional", dan "Tol Udara Nusantara".
"Saya setiap tanggal 17 Desember itu meluncurkan buku, ritualnya karena Wright brothers itu menerbangkan pesawat pertama tanggal 17 Desember," katanya.
Lebih lanjut, 17 Desember dipilih karena pada yang sama 115 tahun yang lalu, tepatnya 17 Desember 1903, pesawat terbang pertama di dunia yang dirancang Orville dan Wilbur Wright berhasil diterbangkan di Kitty Hawk, North Caroline, Amerika Serikat.
Melalui ketiga bukunya yang diluncurkan bersamaam Chappy yang berkarier di Angkatan Udara sejak lulus dari Akabri Udara pada 1971 menjelaskan bahwa kedaulatan negara di udara harus dikelola sebagai bagian yang utuh dari manajemen kekuatan udara nasional (national air power) untuk pertahanan keamanan negara dan kesejahteraan rakyat.
Dia menambahkan melalui buku-buku tersebut, ingin mengenalkan lebih luas kepada generasi muda tentang kedirgantaraan karena ruang udara adalah masa depan.
"Saya ingin membuka wawasan generasi muda untuk mempunyai perhatian terhadap keudaraan, kedirgantaraan atau 'air-mindedness', membuka visi, mendidik masyarakat, melihat unsur pentingnya karena ruang angkasa itu 'the future of human kind'," katanya.
Karena itu, dia berpesan untuk memberi perhatian lebih kepada keudaraan karena berkaitan langsung dengan kedaulatan negara. "Kalau kita tidak mempunyai visi ke sana, kita akan tertinggal di era globalisasi," katanya.
Dalam kesempatan sama, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengapresiasi ketiga buku yang diluncurkan oleh Chappy hakim.
"Saya apresiasi Pak Chappy, produktivitasnya, kontennya sangat Indonesia sekali sejalan dengan pemikiran Pak Presiden untuk mempersatukan bangsa," katanya.
Ke depannnya, menurut dia, kedirgantaraan memiliki peran untuk mempersatukan bangsa karena penerbangan adalah moda transportasi yang paling cepat menghubungkan yang terjauh dan terluar.
"Kita punya peran mempersatukan bangsa, dunia aviasi memiliki kemampuan dengan cepat dan cermat juga taktis, misalnya orang bisa bolak-balik Miangas-Manado dalam hitungan jam, kita bisa menjangkau ke mana-mana, di situ ada rasa Indonesia yang tersentuh," katanya.