Jambi (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi menyebutkan separuh kawasan ekosistem mangrove di Cagar Alam Hutan Bakau Pantai Timur di Provinsi Jambi mengalami kerusakan sehingga diperlukan pemulihan.
"Dari total luas 4.126 hektare itu hampir setengah ekosistem Cagar Alam Hutan Bakau tersebut sudah mengalami kerusakan," kata Kepala BKSDA Jambi Rahmad Saleh di Jambi, Minggu.
Untuk pemulihan ekosistem cagar alam yang mengalami kerusakan itu, pihaknya telah membuat zonasi seluas 40 persen atau sekitar 1.000 hektare untuk dilakukan rehabilitasi.
Selain itu untuk mendukung rehabilitasi itu, juga telah dibuat lokasi persemaian bibit mangrove sebanyak 60.000 batang di kawasan Pulau Tengah Nipah Panjang, dengan jenis tanaman Bakau Tumu (bruguiera gymnorrizha), Pidada (sonneratia caseolaris), Nipah (nypa fruticans).
"Kita perbaiki lagi ekosistimnya, mudah-mudahan kedepan ekosistem mangrove ini benar-benar menjadi penyangga bagi kehidupan masyarakat dan nelayan di sekitarnya," katanya.
Kawasan ekosistem mangrove di cagar alam tersebut menurut Rahmad, banyak memiliki manfaat sehingga sangat penting untuk dilakukan rehabilitasi.
Manfaatnya antara lain, secara fisik untuk pelindung daratan dari ancaman gelombang pasang. Kemudian secara ekologi manfaatnya sebagai siklus makanan dan tempat pemijahan biota laut.
"Secara ekonomi juga memiliki manfaat, misalnya untuk jasa wisata dan lingkungan jika dikembangkan dengan baik akan memberikan efek ekonomi bagi masyarakat di sekitarnya," kata dia.
Sementara itu, kawasan Hutan Bakau Pantai Timur ditetapkan sebagai cagar alam melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan nomor : 14/Kpts-II/2003 tanggal 7 Januari 2003 dengan luas 4.126,60 hektar dan panjang batas 109,331 km.
Kawasan Cagar Alam Hutan Bakau Pantai Timur meliputi dua wilayah administratif kabupaten yaitu Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Di kawasan itu memiliki potensi kehidupan flora dan fauna, seperti Elang Laut Kepala (abuIchthyohaga ichthyaetus), Kadal Mangrove (emoia atrocostata) dan spesies lainnya.