"OTP April tahun ini menunjukkan angka tertinggi atau meningkat 23 persen dibandingkan 69,2 persen di bulan yang sama pada 2018 dan 64,9 persen pada 2017," kata Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro di Jakarta, Selasa.
Untuk OTP selama empat bulan berturut-turut (Januari–April/kuartal pertama) 2019, Lion Air mencatatkan angka positif 85,78 persen atau naik sekitar 32,7 persen dari perolehan 65,3 persen di 2018 dan 64,6 persen di 2017 pada periode yang sama, dengan rerata 49.200 total penerbangan.
Data OTP adalah hasil laporan Integrated Operation Control Center (IOCC) Lion Air Group secara bersamaan dan tepat waktu (real time). Penghitungan berdasarkan pergerakan pesawat saat keberangkatan (departure) dan kedatangan (arrival) dalam waktu kurang 15 menit dari jadwal yang ditentukan di bandar udara skala besar dan menengah.
Pencapaian OTP 85,78 persen pada kuartal I/ 2019 merupakan tantangan dan peluang Lion Air dalam mempertahankan kinerja serta mempersiapkan ke level ketepatan waktu operasional terbaik.
Perusahaan menyampaikan apresiasi kepada penumpang atas kontribusi mendukung ketepatan waktu penerbangan, mulai dari proses pelaporan (check-in) hingga tiba di tujuan. Hal tersebut mampu menunjang kelancaran operasional.
Dalam langkah strategis mengenai tingkat ketepatan waktu, Lion Air senantiasa melaksanakan koordinasi dan komunikasi intensif yang mengikuti standar operasional prosedur (SOP) bersama pihak terkait.
Perusahaan, kata Danang, menjalankan operasi pesawat udara sesuai aturan dan petunjuk dari pabrik pembuat pesawat, termasuk pemeliharaan pesawat, pengecekan komponen, pelatihan SDM, mengikuti prosedur ketentuan regulator.
Lion Air saat ini mengoperasikan tipe pesawat, terdiri dari 66 Boeing 737-900ER (215 kelas ekonomi), 38 Boeing 737-800NG (189 kelas ekonomi) dan tiga Airbus 330-300 (440 kelas ekonomi). Untuk pengaturan mekanisme operasi pesawat, Lion Air mempunyai utilisasi 8-9 jam per hari, rata-rata enam pesawat menjalani perawatan berjadwal serta rata-rata lima pesawat sebagai cadangan (standby).
Dikatakan pula, perusahaan mengoptimalkan pesawat dengan mengelola rotasi (pergerakan pesawat) disesuaikan jarak pada rute, infrastruktur bandar udara, tingkat keterisian penumpang (load factor) dan lainnya. Lion Air menggunakan sistem terstruktur dan berkesinambungan antara perawatan pesawat (maintenance), tim operasional serta keputusan yang cepat (quick action) guna menentukan rotasi baru apabila ada hambatan yang terjadi di lapangan (irregularities) guna mengurai dampak keterlambatan penerbangan.