Jakarta (ANTARA) - PDI Perjuangan memastikan peringatan kelahiran (haul) Bung Karno di Blitar, Jatim. tetap dilaksanakan di tengah pandemik COVID-19 pada 6 Juni 2020, namun dengan mengedepankan protokol kesehatan COVID-19 dan diselenggarakan dengan sederhana.
Hadir dalam acara itu Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto dan Kepala Sekretariat Kantor DPP PDIP Yoseph Aryo Adhi Dharmo.
Baca juga: Anggota DPR: Ajakan Presiden 'berdamai' dengan COVID-19 bukan menyerah
Mantan wali kota Blitar dua periode ini mengatakan bahwa di daerah tersebut biasanya memiliki tiga agenda peringatan di setiap Juni. Pertama memperingati Hari Pancasila pada 1 Juni, Hari Lahir Bung Karno pada 6 Juni dan Haul Bung Karno pada 20 Juni.
Djarot mengisahkan pada saat keadaaan normal sebelum Corona, masyarakat Blitar menggelar upacara dan karnaval.
"Di Blitar dikenal dengan istilah gerebek Pancasila. Karena setelah acara itu seluruh peserta upacara dengan pendekatan budaya membawa simbol-simbol tentang Pancasila, tentang Indonesia, dan membawa gunungan lima, yang nanti akan dibawa ke makam Bung Karno pakai karnaval dan sangat ramai, itu zaman normal," paparnya.
Pada 6 Juni, masyarakat Blitar biasanya menggelar tumpengan, makan bersama sekaligus berdoa untuk Bung Karno dan negara. Lalu pada 20 Juni, masyarakat Blitar menggelar Haul Bung Karno sekaligus berdoa bersama.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyatakan kegiatan yang melibatkan kerumunan orang banyak tidak akan dilakukan di tengah pandemik ini. Namun, Djarot mengingatkan acara tetap dilaksanakan dengan protokol COVID-19.
"Jadi tiga acara itu tetap berlangsung di Blitar dengan kemasan yang baru baik secara fisik maupun virtual," ujar Djarot.
Baca juga: PDIP Surabaya: Kinerja Risma bagus sehingga tak perlu pansus COVID-19
Sementara itu, Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menekankan pihaknya sangat mendukung pemerintah dalam penerapan protokol kesehatan COVID-19.
Dia juga mengingatkan bahwa Bung Karno juga mengajarkan tentang pentingnya bergotong royong dan hidup sehat.
Dalam Buku Mustika Rasa, lanjut Hasto, Bung Karno telan mewariskan sejumlah aneka buah, sayur dan makanan khas nusantara. Di dalamnya juga terdapat rincian jumlah gizi seperti protein, vitamin dan mineral lainnya.
Menurut Hasto, Bung Karno sudah memberikan pedoman kepada masyarakat Indonesia bagaimana caranya menjaga imunitas tubuh dengan kekayaan alam sendiri.
"Di sini terlihat Bung Karno berupaya membangun narasi peningkatan daya tubuh. Dalam buku itu ada daftar lengkap buah-buahan, sayur-sayuran lengkap dengan gizi dan vitamin di dalamnya. Karya luar biasa Mustika Rasa bisa mendorong gerakan menanam tumbuhan yang bisa dimanakn. Menjaga imunitas tubuh pun berdikari," tutur Hasto menjelaskan.
Baca juga: PDIP DKI: kesalahan data Bansos tahap I capai dua persen