Jambi (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jambi melakukan perawatan terhadap sejumlah peralatan pengukur pencemaran udara dalam upaya mengantisipasi potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Jambi.
Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jambi, Asnelly Ridha Daulay di Jambi Kamis, mengatakan terdapat beberapa langkah yang dilakukan pihaknya untuk mengantisipasi terjadinya karhutla di Jambi.
Pertama, melakukan pemantauan parameter udara melalui Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) untuk menarik kesimpulan apakah udaranya baik, sedang, atau buruk. Namun, saat ini alatnya sedang dalam perawatan di Kementerian Lingkungan Hidup.
"Dari pantauan, kualitas udara di Provinsi Jambi saat ini masih terkendali dan itu bisa dilihat dari fisik apa yang dirasakan saat ini," kata Arsnelly Ridha.
Kemudian lagi jika cuaca langit masih cerah tidak ada kabut asap, selain itu hujan juga masih turun dengan normal tetapi sekarang alatnya dalam perawatan Kementerian LH mudah-mudahan beberapa waktu lagi dalam keadaan baik.
Kedua, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jambi meminta laporan terhadap perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan untuk melaporkan titik api di wilayah masing-masing, katanya.
Laporan tersebut, diterima sekali tiga bulan. Namun pada saat musim kemarau, DLH Provinsi Jambi lebih sering mernghubungi pihak perusahaan untuk memantau titik api.
"Pada saat emergency kami meminta langsung data ke perusahaan agar mengirimkan dengan cepat data titik api, apalagi jika di lingkungan tersebut ada kebakaran atau ada titik api," kata Asnelly.
Kemudian hal ketiga yang dilakukan DLH Provinsi Jambi, kata Asnelly adalah melakukan sosialisasi kepada stakeholder terkait, masyarakat dan perusahaan melalui kegiatan webinar online.
"Kami rancang waktunya, bila sudah pas, dan cuaca sudah makin panas sehingga berisiko kebakaran menjadi lebih tinggi kita adakan pertemuan online," katanya.
Kegiatan fisik sudah dilarang, sehingga pihaknya sudah menjadwal kegiatan tersebut. Dananya ada walaupun tidak terlalu banyak karena pertemuan online jadi tidak membutuhkan dana yang banyak, kata Asnelly.
Kemudian, hal keempat yang dilakukan adalah mengirim petugas dari DLH Provinsi Jambi untuk menghadiri rapat di Satgas karhutla. Sebab, biasanya pihaknya yang memaparkan kondisi cuaca dan langkah-langkah lainnya untuk menekan terjadinya karhutla seminimal mungkin.
Asnelly berharap sebagai dinas yang bekerja sebagai pemantauan kualitas lingkungan hidup, cuaca normal ini bisa bertahan sampai akhir tahun sehingga tahun ini tidak dipusingkan lagi dengan karhutla.
"Semoga saja hingga akhir tahun tidak ada karhutla, kita sudah cukup repot dengan pandemi COVID-19 jangan sampai ditambah lagi dengan karhutla," kata Asnelly Ridha Daulay.