Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi melemah dipicu kekhawatiran terhadap risiko volatilitas akibat percepatan "tapering" The Fed.
"Perkembangan rupiah dalam beberapa hari ke depan kemungkinan akan lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen global," kata analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya saat dihubungi di Jakarta, Selasa.
Menurut Rully, kepercayaan terhadap prospek ekonomi global cukup baik, khususnya di negara-negara maju.
"Namun di sisi lain ada risiko volatilitas karena rencana pengurangan quantitative easing The Fed secara agresif pada bulan ini yang menyebabkan imbal hasil US treasury 10 tahun mengalami kenaikan," ujar Rully.
The Fed akan melakukan percepatan pemangkasan stimulus yang berjalan dan berencana akan mengakhirinya pada pertengahan 2022, serta bersiap menaikkan tingkat suku bunga acuannya.
Langkah itu dipandang perlu di tengah ancaman tingginya inflasi di AS yang akan menekan daya beli masyarakat yang baru kembali tertopang ekonominya dari keterpurukan wabah COVID-19.
"Meski dari dalam negeri kondisi masih cukup baik, namun lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen global," kata Rully.
Sementara itu, jumlah kasus harian COVID-19 di Tanah Air pada Senin (3/1) kemarin mencapai 265 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,26 juta kasus.
Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 5 kasus sehingga totalnya mencapai 144.102 kasus.
Adapun untuk jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 112 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 4,11 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 4.530 kasus.
Untuk vaksinasi, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 166,1 juta orang dan vaksin dosis kedua 114,2 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin.
Rully mengatakan rupiah hari ini akan bergerak melemah di kisaran Rp14.243 per dolar AS hingga Rp14.280 per dolar AS.
Pada Senin (3/1), rupiah ditutup melemah 3 poin atau 0,02 persen ke posisi Rp14.266 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.263 per dolar AS.