Jakarta (ANTARA) - Pramuka Saka Kencana (Satuan Karya Keluarga Berencana) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggelar sosialisasi dan bakti sosial secara rutin untuk mencegah terjadinya stunting pada anak Indonesia.
"Saka Kencana adalah bagian dari gerakan Pramuka, yang substansinya adalah pembinaan bagi generasi muda. Pembinaan ini termasuk menyangkut persiapan menghadapi masa depan dan bagaimana kelak mempersiapkan keluarga yang bahagia,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Jumat.
Dalam memperingati HUT ke-37 Saka Kencana tahun 2022 yang bertemakan "Bakti Saka Kencana Untuk Masyarakat Berencana", Hasto menyebutkan rangkaian kegiatan bakti sosial akan digelar di beberapa kota di Indonesia.
Acara tersebut memiliki sejumlah aktivitas yang bisa mengedukasi masalah stunting kepada masyarakat khususnya generasi muda. Beberapa di antaranya adalah donor darah, lomba video kreasi, poster dan Tiktok challenge.
Baca juga: BKKBN: Bidan penentu keberhasilan penanganan stunting
Baca juga: BKKBN: Sikap perwakilan daerah cerminan kasus stunting suatu wilayah
Terdapat pula penambahan wawasan pada keluarga melalui sosialisasi pada remaja dan generasii muda terkait dengan aspek keluarga dan langkah menyiapkan keluarga sejahtera. Bahkan terdapat rencana untuk berkolaborasi dengan satuan karya lainnya guna mengadakan pelatihan gabungan.
Menurut Hasto, Saka Kencana juga dihadirkan guna mendukung Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) berjalan dengan optimal. Terutama dalam mengurangi kasus stunting pada anak di Indonesia.
Sebab, satu dari tiga balita di Indonesia dipastikan mengalami stunting. Sehingga setiap pihak diharapkan dapat menyadari bahwa persoalan stunting merupakan persoalan bersama baik pada masa kini maupun masa depan anak-anak bangsa sebagai generasi penerus.
Bersama dengan Saka Kencana, BKKBN turut menghadirkan Aplikasi Elsimil (Elektronik Siap Nikah dan Hamil), yang bisa mendeteksi lebih awal potensi bayi yang akan dilahirkan dengan melihat kondisi calon pasangan pengantin.
Lewat kegiatan tersebut, Hasto berharap masyarakat bisa memahami bahaya stunting pada anak. Sedangkan bagi anggota lembaga yang dirinya pimpin, dapat melahirkan inovasi, kreasi dan ide-ide baru untuk mencegah stunting pada keluarga sebagai bentuk bakti pada masyarakat.
"Saya berharap kepada seluruh kakak-kakak anggota gerakan Pramuka terutama kakak-kakak anggota Saka Kencana, untuk selalu mendukung dan menyukseskan program-program dari BKKBN untuk kemajuan dan keberhasilan kita dalam menyongsong Indonesia Emas tahun 2045,” ujar dia.
Baca juga: BKKBN: Intervensi gizi keluarga dorong terwujudnya SDM berkualitas
Baca juga: BKKBN minta TPK bantu keluarga tingkatkan kualitas sperma terbaik