Jambi (ANTARA) - Kemenkes buka program beasiswa dokter spesialis kuota hingga 2.000 per tahun, putra daerah Jambi diharapkan bersiap
Kementerian Kesehatan membuka program beasiswa dokter spesialis dengan memberikan kuota hingga 2.000 per tahun untuk meningkatkan layanan kesehatan masyararakat hingga ke daerah terpencil.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Sabtu, mengatakan, daerah diminta menyiapkan putra terbaiknya untuk mengikuti program tersebut.
"Saya mau setiap rumah sakit bisa menangani penyakit-penyakit penyebab kematian terbanyak seperti jantung, stroke, ginjal. Masalahnya, bukan keterbatasan alat-alat kesehatan, tapi ketersediaan dokter yang kurang," kata Menkes Budi.
Sementara itu, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jambi belum memiliki dokter spesialis penyakit tertentu yang memadai sehingga pasien sering kesulitan saat berobat dan harus dirujuk ke luar provinsi.
Salah seorang keluarga pasien talasemia atau kelainan darah, Sukaisih warga Kota Jambi, Senin, mengatakan saat ini belum ada dokter spesialis hematologi atau hematolog di daerah tersebut sehingga ia harus merujuk pengobatan anaknya ke rumah sakit di Palembang, Padang dan Jakarta.
Sedangkan untuk diagnosa pertama pasien harus dilakukan oleh hematolog.
"Di Jambi tidak ada dokter untuk penyakit kelainan darah, seperti talasemia, hemofilia dan leukemia," kata dia.
Jika harus dirujuk ke rumah sakit luar kota, maka akan memakan waktu. Setidaknya, untuk mendapatkan hasil pemeriksaan dokter spesialis hematologi memakan waktu satu minggu.
Lamanya proses pemeriksaan tersebut menyebabkan keluarga pasien harus mengeluarkan biaya yang besar untuk akomodasi dan lainnya.
"Miris kalau untuk pasien yang tidak mampu," katanya.
Sementara itu, warga lainnya, Rendra asal Muarojambi juga merasakan kesulitan mengakses dokter kandungan ahli fetomaternal.
Ia pernah harus merujuk istrinya ke RS di Palembang karena diduga adanya kelainan pada janin.
"Cuma ada satu ahli fetomaternal itu di Jambi sehingga tidak ada 'second opinion' tapi alatnya juga tidak ada untuk mengecek sehingga kami harus merujuk ke Palembang," katanya.
Ia menjelaskan, saat pemeriksaan di Palembang hasilnya tidak ada kelainan pada janin.
Ia berharap, ke depan semakin banyak dokter spesialis di Jambi dan merata sehingga pasien juga bisa mendapatkan opini dokter lainnya.