Cirebon (ANTARA) - Operator seluler dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Telkom Indonesia, Telkomsel, menghadirkan 173 Posko Siaga selama Ramadhan dan Idul Fitri 2023 di sejumlah titik keramaian dan area transit transportasi mudik untuk melayani kebutuhan pelanggan.
Gilang menjelaskan sebanyak 173 Posko Siaga tersebut terdiri atas 18 Posko Utama dan 155 Posko Reguler.
Adapun sebarannya, di Sumatera terdapat 6 Posko Utama dan 44 Posko Reguler, Jabotabek Jabar (Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Jawa Barat) terdapat 6 Posko Utama dan 38 Posko Reguler.
Kemudian, di Jawa Bali terdapat 3 Posko Utama dan 47 Posko Reguler, dan di Pamasuka (Papua, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan) terdapat 5 Posko Utama dan 26 Posko Reguler.
Selain Posko Siaga, Gilang mengatakan Telkomsel juga fokus melakukan optimalisasi kualitas, kapasitas, serta pemutakhiran teknologi jaringan di 490 Point of Interest (POI).
Sebaran 490 POI itu berada di Sumatera sebanyak 151 POI, Jabotabek Jabar 117 POI, Jawa Bali 156 POI, dan Pamasuka 66 POI.
"POI ini lebih kepada crowd area dan residensial, serta tempat-tempat jalur mudik, pelabuhan, bandara, dan sebagainya," ujarnya.
Gilang mengatakan, tempat-tempat tersebut diprediksi akan menjadi tempat di mana trafik akan tumbuh selama periode Ramadhan dan Tahun Baru 2023.
Vice President Global Network Operations Telkomsel Galumbang Pasaribu menambahkan Telkomsel memprediksi bahwa trafik layanan data atau broadband selama Ramadhan dan Tahun Baru 2023 akan melonjak hingga 11,2 persen dibandingkan hari biasa.
Pertumbuhan tersebut diperkirakan berasal dari peningkatan aktivitas digital masyarakat seperti akses layanan media sosial yang melonjak 6,2 persen, layanan komunikasi (pesan instan dan video conference) sekira 20 persen.
Selain itu, layanan streaming video yang tumbuh 15,6 persen, layanan mobile gaming naik 32,4 persen, akses browsing yang tumbuh 2,4 persen, dan akses layanan e-commerce yang meningkat 7 persen.
Layanan SMS pun diprediksi meningkat sebesar 7,1 persen, sedangkan trafik panggilan suara diproyeksi mengalami penurunan sebesar 8,5 persen.
"Seperti kita tahu panggilan suara ini selalu menurun sepanjang tahun. Yang aneh adalah SMS, untuk normal day, SMS selalu turun, tapi saat puncak hari besar baik Ramadhan dan Idul Fitri ataupun Natal dan Tahun Baru, biasanya dia naik. Karena, banyak orang memberikan salam lewat SMS dan banyak blast informasi atau iklan dari pebisnis lewat SMS juga," ujar Galumbang.