Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Dudung Abdurachman berharap ada modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) di TNI Angkatan Darat meskipun itu bergantung pada kesiapan anggaran.
Dia melanjutkan modernisasi pada prinsipnya keniscayaan karena penggunaan alutsista perlu menyesuaikan dengan kemajuan zaman.
“Ya memang perlu modernisasi sepanjang memang perkembangan zaman. Perlu kita modernisasi, tetapi kita kan sangat tergantung pada anggaran dari negara,” kata Kasad.
Dudung saat meninjau Latihan Menembak Senjata Berat Artileri Pertahanan Udara (Latbakjatrat Arhanud), di Lumajang, Jawa Timur, bulan lalu (28/9) menyebut TNI AD membutuhkan modernisasi terutama untuk meriam-meriam yang usianya tua.
“Saya merasa bangga, prajurit-prajurit Arhanud mampu melaksanakan latihan senjata berat secara terintegrasi. Ke depan, akan terus dikomunikasikan kepada Menhan (Menteri Pertahanan, Red.) terkait modernisasi alutsista terutama meriam-meriam TNI AD agar dapat berkembang sesuai ancaman yang dihadapi saat ini,” kata Kepala Staf TNI AD selepas meninjau sesi latihan sebagaimana disiarkan Dinas Penerangan TNI AD.
Beberapa alutsista TNI AD yang cukup tua, salah satunya meriam gunung 76 mm, buatan Yugoslavia pada 1948, yang saat ini masih digunakan oleh Batalyon Artileri Medan 11/Guntur Geni (Yonarmed 11/GG).
Peremajaan alutsista dan pembelian alutsista baru merupakan bagian dari pemenuhan kekuatan pokok minimum (MEF) TNI yang saat ini memasuki tahap ketiga yaitu untuk periode 2020–2024.
Alutsista yang ditargetkan dimiliki TNI AD sampai akhir 2024 di antaranya 723.564 senjata ringan, 1.354 meriam/roket/rudal, 3.738 kendaraan tempur, dan 224 pesawat terbang.
Sejauh ini, TNI AD diperkuat beberapa alutsista baru, antara lain Rudal Mistral dan Rudal Starstreak yang saat ini memperkuat Artileri Pertahanan Udara TNI AD. Rudal Mistral, yang berjenis khusus untuk menghalau serangan dan menyerang dalam jarak pendek (SHORAD), merupakan senjata buatan MBDA asal Prancis yang dapat dibongkar pasang dan mampu melesat dengan kecepatan 2,8 mach.
Dalam posisi belum terakit, Rudal Mistral Atlas dapat disiapkan dalam waktu tempur sekitar 5 menit, kemudian waktu reload kurang dari 20 detik.
TNI AD dalam laman resminya menyebut akurasi tembakan Rudal Mistral sampai 95 persen.