Jakarta (ANTARA) - Kurang tidur tidak hanya membuat seseorang merasa lelah dan pening, tetapi juga dapat berdampak luas pada kesehatan mental, seperti mengurangi sikap positif dan meningkatkan risiko gejala kecemasan, demikian menurut studi dalam jurnal American Psychological Association.
Dalam studi itu, para peneliti seperti disiarkan Medical Daily, Jumat (22/12) waktu setempat mempelajari data dari 154 penelitian selama 50 tahun, dengan total 5.715 partisipan.
Para peserta ini mengalami gangguan tidur selama satu malam atau lebih. Tim peneliti lalu mempelajari tiga bentuk kurang tidur yakni terjaga dalam waktu lama, durasi tidur yang lebih pendek dari biasanya, dan terjaga secara berkala sepanjang malam.
Analisis menunjukkan bahwa ketiga jenis kurang tidur dikaitkan dengan lebih sedikit emosi positif, seperti kegembiraan, kebahagiaan dan kepuasan, serta peningkatan gejala kecemasan seperti detak jantung yang cepat dan kekhawatiran.
“Hal ini terjadi bahkan setelah kurang tidur dalam waktu singkat, seperti begadang satu atau dua jam lebih lambat dari biasanya atau setelah kurang tidur beberapa jam saja," kata penulis studi dari Montana State University, Cara Palmer.
Namun, gejala depresi dan emosi negatif seperti sedih, khawatir, dan stres yang diamati lebih sedikit dan kurang konsisten.
Keterbatasan penelitian ini adalah kurangnya keragaman usia karena mayoritas peserta adalah dewasa muda.
Menurut Palmer, implikasi penelitian ini terhadap kesehatan individu dan masyarakat sangat besar di tengah masyarakat yang sebagian besar kurang tidur seperti petugas pertolongan pertama, pilot dan pengemudi truk.
"Harus dikembangkan kebijakan yang memprioritaskan tidur untuk memitigasi risiko terhadap fungsi dan kesejahteraan di siang hari,” demikian kata Palmer.
Kurang tidur bisa kurangi emosi positif tapi tingkatkan risiko cemas
Minggu, 31 Desember 2023 22:24 WIB