Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis obstetri dan ginekologi Sherry A. Ross, MD menyampaikan bahwa siklus haid bisa menjadi barometer kesehatan dan kesejahteraan perempuan secara keseluruhan.
Sebagaimana dikutip oleh Well and Good pada Senin (6/5), ia menjelaskan bahwa tekanan fisik dan mental dapat berdampak negatif terhadap keseimbangan hormon, dan ketidakseimbangan ini pada gilirannya bisa mengganggu ovulasi dan mempengaruhi kapan dan berapa lama perempuan haid.
Gangguan kesehatan seperti flu ringan kecil kemungkinannya dapat menyebabkan penundaan haid, tetapi penyakit yang lebih berat dapat mengganggu siklus menstruasi.
"Flu yang berlangsung lama, disertai mual, muntah, menggigil, dan demam tinggi dapat menunda menstruasi," kata dokter Ross.
Meskipun tidak mungkin mencegah keterlambatan menstruasi karena sakit, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memulihkan kondisi tubuh dan mengembalikan siklus haid yang berubah karena sakit.
Dalam hal ini, Dokter Ross antara lain menyarankan penerapan pola diet nabati yang mencakup buah, sayur, kacang, biji-bijian, dan sumber protein tanpa lemak.
Selain itu, menurut dia, tubuh harus dipastikan terhidrasi dengan mengusahakan asupan cairan 11 sampai 15 cangkir per hari dari minuman dan makanan kaya air.
Dia juga menyarankan pelaksanaan olahraga teratur, setidaknya latihan olahraga intensitas sedang 30 menit per hari, serta kegiatan relaksasi untuk mengelola stres sebagai bagian dari rutinitas mingguan.
Kadang-kadang terlambat datang bulan karena stres atau flu biasanya bukan masalah besar.
Namun, jika keterlambatan menstruasi sering terjadi, maka itu mungkin merupakan tanda adanya masalah kesehatan.
Jadi, dokter Ross mengatakan, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter apabila keterlambatan menstruasi berlanjut selama lebih dari dua atau tiga bulan.
Dia juga merekomendasikan perempuan untuk memantau siklus menstruasi agar bisa segera tahu jika ada sesuatu yang tidak beres.
Siklus haid bisa jadi barometer kesehatan perempuan
Selasa, 7 Mei 2024 11:16 WIB