Jakarta (ANTARA) - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengajak seluruh pemerintah daerah (pemda) untuk menggerakkan roda ekonomi daerah sehingga sejalan dengan Astacita yang menjadi visi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Tito menilai keberhasilan pembangunan nasional tidak hanya ditentukan oleh kebijakan pemerintah pusat, tetapi juga oleh peran aktif pemda dalam mendorong inovasi dan pertumbuhan ekonomi di tingkat lokal.
“Saya harap teman-teman kepala daerah bergerak dengan visi yang sama. Semua daerah di Indonesia memiliki potensi besar. Mari berinovasi dan berkreasi mengoptimalkan potensi yang ada, tidak hanya untuk daerah, tapi juga untuk Indonesia,” kata Tito dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Mendagri menegaskan bahwa seluruh program kerja pemerintahan selama setahun terakhir berfokus pada upaya mewujudkan ekonomi kerakyatan. Paradigma ini berpijak pada komitmen Presiden Prabowo untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat kecil dan memastikan negara hadir dalam setiap sektor ekonomi.
“Paradigma Presiden Prabowo berbeda dengan ekonomi liberal kapitalis yang menyerahkan semua pada mekanisme pasar. Di mana, yang kuat akan semakin kuat dan yang lemah makin tertinggal,” ujarnya.
Tito menjelaskan, semangat ekonomi kerakyatan tersebut tercermin dalam berbagai program unggulan Astacita, seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), Ketahanan dan Swasembada Pangan, serta Sekolah Rakyat.
Selain itu, program Koperasi Desa Merah Putih juga disiapkan untuk memperkuat perputaran ekonomi di desa-desa dan meningkatkan daya saing ekonomi rakyat.
Sebagai negara dengan sistem semidesentralisasi, Tito mengingatkan bahwa pemda memiliki kewenangan besar dalam mengelola sumber daya alam dan membuat regulasi di daerah. Karena itu, setiap Pemda harus memastikan arah kebijakannya selaras dengan visi Astacita Prabowo-Gibran, agar tidak terjadi ketimpangan antara pusat dan daerah.
“Kalau ada satu daerah atau sebagian daerah tidak bekerja maksimal, dampaknya bisa mempengaruhi angka nasional, termasuk inflasi,” tegasnya.
Tito mendorong Pemda untuk berinovasi dalam bidang ekonomi, pengelolaan sumber daya alam (SDA), dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Ia menilai inovasi daerah yang kuat akan memberikan dampak agregat terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
“Kita diprediksi bisa keluar dari middle income trap dan menjadi kekuatan ekonomi dunia peringkat empat atau lima pada 2045. Tapi itu hanya bisa tercapai bila pusat dan daerah bergerak bersama,” ujar Tito.
Tito menegaskan, pembagian kewenangan dan anggaran antara pemerintah pusat dan daerah sudah cukup untuk menjadi modal sinergi dan kolaborasi pembangunan.
Ia berharap pemda tidak hanya fokus pada kepentingan lokal, tetapi juga berkontribusi terhadap visi besar Indonesia Maju.
“Kita harus bergerak seirama. Karena visi Astacita bukan hanya untuk pusat, tapi juga pedoman bagi daerah dalam mewujudkan ekonomi yang adil dan berkeadilan,” tuturnya.
