Jambi (ANTARA Jambi) - Dinas Pertanian Provinsi Jambi menyatakan, pasokan pupuk pertanian khususnya jenis pupuk urea pada tahun depan berkurang sekitar 15 ribu ton.

"Pada 2013 pasokan pupuk pertanian di Jambi hanya 31 ribu ton dari sebelumnya 46 ribu ton," ujar Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jambi, Amrin Aziz di Jambi, Jumat.

Penurunan tersebut hampir merata di seluruh provinsi di Indonesia. Kondisi tersebut diakibatkan menurunnya pemakaian dan seiring program pemerintah pusat yang lebih mendorong penggunaan pupuk organik.

"Dengan penggunaan pupuk ini diharapkan bisa lebih meningkatkan kualitas tanah dan berdampak pada meningkatnya hasil panen petani," katanya.

Sebelumnya, Manajer PT Pupuk Sriwijaya Gunawan Yusuf menyebutkan penurunan permintaan pupuk di Jambi pada 2012 mencapai hampir 50 persen.

Menurut dia, anjloknya harga komoditi perkebunan seperti karet dan sawit menyebabkan permintaan pupuk oleh petani menjadi lemah, yang mulai terasa sejak Mei 2012.

Ia mencontohkan, rata-rata setiap bulan saat normal realisasi permintaan pupuk antara 40-50 ribu ton, sementara setelah harga komoditi perkebunan anjlok realisasi permintaan pupuk rata rata hanya 26.730 ton perbulan.

"Harga sawit di daerah kami terus menurun hingga Rp500/kg. Bahkan di sejumlah daerah sudah ada yang di bawah harga itu. Sementara saat normal harga sawit bisa mencapai Rp1.000 lebih/kg tergantung umur sawit," ujar Suratman salah seorang petani sawit di Kecamatan Geragai, Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Akibat kondisi harga yang murah menjadikan petani kesulitan untuk membeli pupuk.

Kondisi yang sama juga merata terjadi hampir diseluruh daerah di Provinsi Jambi. Menurunnya harga komoditas perkebunan sawit dan karet dinilai akibat krisis ekonomi di Eropa yang merupakan penampung terbesar komoditi perkebunan di Indonesia.(Ant)

Pewarta:

Editor : Edy Supriyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2012