Washington (Antara/Xinhua-OANA) - Dua zat yang ditemukan pada anggur merah dan blueberry mungkin membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh manusia, demikian hasil satu studi yang disiarkan pada Selasa (17/9).
Resveratrol pada anggur merah dan pterostilbene dari blueberry dapat bekerja bersama dengan vitamin D untuk meningkatkan ekspresi cathelicidin antimicrobial peptide, atau gen CAMP, pada manusia. Gen itu terlibat pada fungsi kekebalan, kata beberapa peneliti dari Oregon State University.
"Dari studi atas ratusan bahan, cuma dua yang mencuat," kata Adrian Gombart, Asisten Profesor di College of Science di universitas itu, di dalam satu pernyataan.
"Sinergi zat tersebut dengan vitamin D untuk meningkatkan ekspresi gen CAMP penting dan menarik. Itu adalah interaksi yang sangat menarik," kata Gombart.
Rezveratrol telah menjadi objek puluhan studi mengenai sejumlah manfaat, mulai dari meningkatkan kesehatan jantung dan pembuluh darah sampai memerangi kanker dan meredakan radang. Namun, penelitian itu adalah yang pertama memperlihatkan sinergi nyata dengan vitamin D yang meningkatkan ekspresi CAMP beberapa kali lipat, kata para peneliti tersebut, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu.
Gen CAMP sendiri juga menjadi objek banyak studi, sebab gen itu telah diperlihatkan memainkan peran penting dalam sistem kekebalan tubuh "bawaan", atau jalur pertahanan pertama tubuh dan kemampuan untuk memerangi infeksi bakteri. Reaksi kekebalan bawaan sangat penting sebab banyak antibiotik makin kehilangan keefektifannya.
Hubungan kuat telah ditetapkan antara tingkat memadai vitamin D dan fungsi gen CAMP. Namun, penelitian baru tersebut menyatakan zat tertentu lain mungkin memainkan peran juga, kata para peneliti itu di jurnal Molecular Nutrition and Food Research.
Akan tetapi, mereka mengingatkan temuan itu dibuat pada susunan sel laboratorium dan tidak terbukti hasil serupa akan terjadi jika kedua buah tersebut dikonsumsi.
Penelitian lebih lanjut dapat menghasilkan pemahaman lebih baik mengenai bagaimana makanan dan gizi mempengaruhi fungsi kekebalan tubuh, dan mungkin menghasilkan perkembangan zat yang secara alamiah bermanfaat bagi pengobatan serta dapat mendorong reaksi kekebalan bawaan, kata para peneliti itu di dalam laporan mereka.(Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2013
Resveratrol pada anggur merah dan pterostilbene dari blueberry dapat bekerja bersama dengan vitamin D untuk meningkatkan ekspresi cathelicidin antimicrobial peptide, atau gen CAMP, pada manusia. Gen itu terlibat pada fungsi kekebalan, kata beberapa peneliti dari Oregon State University.
"Dari studi atas ratusan bahan, cuma dua yang mencuat," kata Adrian Gombart, Asisten Profesor di College of Science di universitas itu, di dalam satu pernyataan.
"Sinergi zat tersebut dengan vitamin D untuk meningkatkan ekspresi gen CAMP penting dan menarik. Itu adalah interaksi yang sangat menarik," kata Gombart.
Rezveratrol telah menjadi objek puluhan studi mengenai sejumlah manfaat, mulai dari meningkatkan kesehatan jantung dan pembuluh darah sampai memerangi kanker dan meredakan radang. Namun, penelitian itu adalah yang pertama memperlihatkan sinergi nyata dengan vitamin D yang meningkatkan ekspresi CAMP beberapa kali lipat, kata para peneliti tersebut, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu.
Gen CAMP sendiri juga menjadi objek banyak studi, sebab gen itu telah diperlihatkan memainkan peran penting dalam sistem kekebalan tubuh "bawaan", atau jalur pertahanan pertama tubuh dan kemampuan untuk memerangi infeksi bakteri. Reaksi kekebalan bawaan sangat penting sebab banyak antibiotik makin kehilangan keefektifannya.
Hubungan kuat telah ditetapkan antara tingkat memadai vitamin D dan fungsi gen CAMP. Namun, penelitian baru tersebut menyatakan zat tertentu lain mungkin memainkan peran juga, kata para peneliti itu di jurnal Molecular Nutrition and Food Research.
Akan tetapi, mereka mengingatkan temuan itu dibuat pada susunan sel laboratorium dan tidak terbukti hasil serupa akan terjadi jika kedua buah tersebut dikonsumsi.
Penelitian lebih lanjut dapat menghasilkan pemahaman lebih baik mengenai bagaimana makanan dan gizi mempengaruhi fungsi kekebalan tubuh, dan mungkin menghasilkan perkembangan zat yang secara alamiah bermanfaat bagi pengobatan serta dapat mendorong reaksi kekebalan bawaan, kata para peneliti itu di dalam laporan mereka.(Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2013