Mengenalkan nilai mata uang kepada siswa di bangku kelas I dan II Sekolah Dasar, berikut peruntukan dan cara menggunakannya merupakan bagian dari pelajaran sangat penting sebagai pengenalan dasar ekonomi sejak dini.
Hal itu pula yang diperoleh oleh siswa kelas II SDN 005/V Kuala Tungkal yang sangat antusias untuk mengenal lebih jauh nilai mata uang negara Indonesia yaitu rupiah.
Persiapan pengajarnya juga menentukan, rencana pembelajaran (RPP) disiapkan semuanya agar pelaksanaan pembelajaran tercapai dan yang penting memberikan kesenangan bagi siswa untuk mengikutinya.
Pengenalan nilai mata uang bagi anak usia dini lebih pas untuk nominal kecil seperti Rp100, Rp200 dan Rp500. Selain itu juga pengenalan nominal Rp1.000, Rp2.000, Rp5.000 dan Rp10.000.
Kegiatan pembelajaran itu diterapkan sang pengajar Winda Sri Wulan hasil dari bimbingan fasilitator daerah pembelajaran Program PINTAR Tanoto Foundation.
Partisipasi siswa agar terlibat aktif juga dilakukan dengan meminta agar mereka menyiapkan pecahan kecil dibawa dari rumah masing-masing. Sedangkan pecahan Rp1.000 disiapkan oleh pengajarnya.
Keaktifan siswa dirangsang dengan pertanyaan, siapa yang membawa uang pecahan kecil. Mereka merespon dengan mengangkat tangan yang diapresiasi oleh pengajar dengan memberikan penguatan kepada siswa lainnya untuk mengenal uang yang mereka bawa.
Bermain pecahan senilai
Bermain pecahan nilai merupakan bagian dari 'keseruan' di dalam kelas. Dua orang siswa maju ke depan membawa uangnya.
Siswa pertama mengeluarkan uangnya nominal Rp500. Kemudian siswa lain yang mengeluarkan uang Rp200, agar mencapai nilai Rp500 maka ditambahkan uang pecahan Rp200 dan Rp100. Sehingga siswa menjadi tahu dan paham tentang pecahan senilai atau kesetaraan nilai uang.
Setelah pemahaman kesetaraan nilai uang pecahan kecil dipahami siswa, berlanjut kepada pengenalan pecahan yang lebih besar. Belajar sambil bermain bikin para siswa yang baru naik dari kelas I itu senang dan bergembira.
Semua anak bersemangat, semua ingin maju ke depan mencoba.
Mereka enjoy belajar sambil bermain tentang nilai pecahan dan kesetaraan nilai uang.
Dengan belajar mata uang itu, mereka jadi tahu bila nilai Rp10.000 lebih besar dari Rp1.000 atau Rp2.000 dan seterusnya.
Salah seorang siswa Hilwa mengaku senang bisa mengenal banyak pecahan nilai uang dan membandingkannya.
"Kalo sudah besar mau jadi pegawai bank," katanya.
Kegiatan menggunakan media sederhana seperti uang kertas sangat bermanfaat dan menyenangkan. Siswa dapat dengan cepat memahami nilai pecahan nilai uang. Dan kesetaraan nilai uang.
Serta dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam belajar bertransaksi di warung. Contoh berapa nilai uang yang senilai dengan uang seratus ribu? Siswa menyusun uang kertas mainan yang sudah dibawanya dari rumah.
Siswa lainnya Nurhilwa Kafa menyatakan senang belajar bersama gurunya mengenal nilai mata uang sambil bermain karena langsung mengalami dalam pembelajaran. Ia jadi mengenal beberapa materi pelajaran dengan langsung praktik.
Sedangkan M Oktorino mengaku punya pengalaman yang ia peroleh ketika belajar berkelompok bersama kawan-kawannya.
“Saya bisa semangat belajar karena bisa belajar langsung menyampaikan pendapat di depan kelompok,” katanya.
Penulis: Winda Sri Wulan,S.Pd
SDN 005/V Kuala Tungkal/ Guru mitra Program PINTAR Tanoto Foundation
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021
Hal itu pula yang diperoleh oleh siswa kelas II SDN 005/V Kuala Tungkal yang sangat antusias untuk mengenal lebih jauh nilai mata uang negara Indonesia yaitu rupiah.
Persiapan pengajarnya juga menentukan, rencana pembelajaran (RPP) disiapkan semuanya agar pelaksanaan pembelajaran tercapai dan yang penting memberikan kesenangan bagi siswa untuk mengikutinya.
Pengenalan nilai mata uang bagi anak usia dini lebih pas untuk nominal kecil seperti Rp100, Rp200 dan Rp500. Selain itu juga pengenalan nominal Rp1.000, Rp2.000, Rp5.000 dan Rp10.000.
Kegiatan pembelajaran itu diterapkan sang pengajar Winda Sri Wulan hasil dari bimbingan fasilitator daerah pembelajaran Program PINTAR Tanoto Foundation.
Partisipasi siswa agar terlibat aktif juga dilakukan dengan meminta agar mereka menyiapkan pecahan kecil dibawa dari rumah masing-masing. Sedangkan pecahan Rp1.000 disiapkan oleh pengajarnya.
Keaktifan siswa dirangsang dengan pertanyaan, siapa yang membawa uang pecahan kecil. Mereka merespon dengan mengangkat tangan yang diapresiasi oleh pengajar dengan memberikan penguatan kepada siswa lainnya untuk mengenal uang yang mereka bawa.
Bermain pecahan senilai
Bermain pecahan nilai merupakan bagian dari 'keseruan' di dalam kelas. Dua orang siswa maju ke depan membawa uangnya.
Siswa pertama mengeluarkan uangnya nominal Rp500. Kemudian siswa lain yang mengeluarkan uang Rp200, agar mencapai nilai Rp500 maka ditambahkan uang pecahan Rp200 dan Rp100. Sehingga siswa menjadi tahu dan paham tentang pecahan senilai atau kesetaraan nilai uang.
Setelah pemahaman kesetaraan nilai uang pecahan kecil dipahami siswa, berlanjut kepada pengenalan pecahan yang lebih besar. Belajar sambil bermain bikin para siswa yang baru naik dari kelas I itu senang dan bergembira.
Semua anak bersemangat, semua ingin maju ke depan mencoba.
Mereka enjoy belajar sambil bermain tentang nilai pecahan dan kesetaraan nilai uang.
Dengan belajar mata uang itu, mereka jadi tahu bila nilai Rp10.000 lebih besar dari Rp1.000 atau Rp2.000 dan seterusnya.
Salah seorang siswa Hilwa mengaku senang bisa mengenal banyak pecahan nilai uang dan membandingkannya.
"Kalo sudah besar mau jadi pegawai bank," katanya.
Kegiatan menggunakan media sederhana seperti uang kertas sangat bermanfaat dan menyenangkan. Siswa dapat dengan cepat memahami nilai pecahan nilai uang. Dan kesetaraan nilai uang.
Serta dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam belajar bertransaksi di warung. Contoh berapa nilai uang yang senilai dengan uang seratus ribu? Siswa menyusun uang kertas mainan yang sudah dibawanya dari rumah.
Siswa lainnya Nurhilwa Kafa menyatakan senang belajar bersama gurunya mengenal nilai mata uang sambil bermain karena langsung mengalami dalam pembelajaran. Ia jadi mengenal beberapa materi pelajaran dengan langsung praktik.
Sedangkan M Oktorino mengaku punya pengalaman yang ia peroleh ketika belajar berkelompok bersama kawan-kawannya.
“Saya bisa semangat belajar karena bisa belajar langsung menyampaikan pendapat di depan kelompok,” katanya.
Penulis: Winda Sri Wulan,S.Pd
SDN 005/V Kuala Tungkal/ Guru mitra Program PINTAR Tanoto Foundation
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021