Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi mencatat nilai ekspor dari daerah setempat mencapai 1,14 miliar dolar AS sejak Januari sampai dengan Juni 2024.
Kepala BPS Provinsi Jambi Agus Sudibyo di Jambi, Jumat, menyebutkan setengah ekspor Provinsi Jambi berasal dari pertambangan.
"Ada gas alam, lignit, minyak, batu bara. Lebih dari setengah atau 66,51 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023," kata Agus.
Nilai ekspor pertambangan mencapai 750,83 juta dolar AS, mengalami peningkatan sebesar 11,44 persen dibandingkan periode Januari sampai dengan Juni 2023.
Ekspor migas tercatat mencapai 698,78 juta dolar AS sedangkan untuk pertambangan lainnya seperti batu bara sebesar 62,04 juta dolar AS.
Selain pertambangan, ekspor Jambi juga bersumber dari industri dan pertanian. Nilai ekspor industri mencapai 345,07 juta dolar AS.
Ekspor industri tercatat mengalami penurunan sebesar 12,38 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama 2023.
Komoditas industri yang paling dominan perannya pada ekspor adalah karet dan olahannya mencapai 169,13 juta dolar AS, kemudian diikuti minyak nabati sebesar 119,68 juta dolar AS.
Sedangkan nilai ekspor kelompok komoditas pertanian mencapai 38,02 juta dolar AS menurun sebesar 2,29 persen dibandingkan Januari- Juni 2023 yang tercatat sebesar 38,92 juta dolar AS.
Dari komoditas pertanian, pinang masih mendominasi dengan nilai ekspor mencapai 21,76 juta dolar AS sedangkan kopi dan rempah-rempah lainnya mencapai 7,58 juta dolar AS.
Agus menyebutkan dari peranannya terhadap total ekspor asal Jambi, komoditas pertambangan berperan sebesar 66,51 persen, industri 30,16 persen dan pertanian 3,32 persen.
Agus mengatakan meningkatnya ekspor pertambangan pada semester satu 2024 ini diharapkan mendongkrak perekonomian Provinsi Jambi.
"Mudah mudahan ini hasilnya positif untuk pertumbuhan ekonomi triwulan tiga," katanya.
BPS mencatat negara tujuan ekspor Jambi di antaranya Singapura dan Thailand untuk migas.
Sedangkan untuk ke negara Jepang paling banyak ekspor minyak nabati, karet olahan dan kayu lapis.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024
Kepala BPS Provinsi Jambi Agus Sudibyo di Jambi, Jumat, menyebutkan setengah ekspor Provinsi Jambi berasal dari pertambangan.
"Ada gas alam, lignit, minyak, batu bara. Lebih dari setengah atau 66,51 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023," kata Agus.
Nilai ekspor pertambangan mencapai 750,83 juta dolar AS, mengalami peningkatan sebesar 11,44 persen dibandingkan periode Januari sampai dengan Juni 2023.
Ekspor migas tercatat mencapai 698,78 juta dolar AS sedangkan untuk pertambangan lainnya seperti batu bara sebesar 62,04 juta dolar AS.
Selain pertambangan, ekspor Jambi juga bersumber dari industri dan pertanian. Nilai ekspor industri mencapai 345,07 juta dolar AS.
Ekspor industri tercatat mengalami penurunan sebesar 12,38 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama 2023.
Komoditas industri yang paling dominan perannya pada ekspor adalah karet dan olahannya mencapai 169,13 juta dolar AS, kemudian diikuti minyak nabati sebesar 119,68 juta dolar AS.
Sedangkan nilai ekspor kelompok komoditas pertanian mencapai 38,02 juta dolar AS menurun sebesar 2,29 persen dibandingkan Januari- Juni 2023 yang tercatat sebesar 38,92 juta dolar AS.
Dari komoditas pertanian, pinang masih mendominasi dengan nilai ekspor mencapai 21,76 juta dolar AS sedangkan kopi dan rempah-rempah lainnya mencapai 7,58 juta dolar AS.
Agus menyebutkan dari peranannya terhadap total ekspor asal Jambi, komoditas pertambangan berperan sebesar 66,51 persen, industri 30,16 persen dan pertanian 3,32 persen.
Agus mengatakan meningkatnya ekspor pertambangan pada semester satu 2024 ini diharapkan mendongkrak perekonomian Provinsi Jambi.
"Mudah mudahan ini hasilnya positif untuk pertumbuhan ekonomi triwulan tiga," katanya.
BPS mencatat negara tujuan ekspor Jambi di antaranya Singapura dan Thailand untuk migas.
Sedangkan untuk ke negara Jepang paling banyak ekspor minyak nabati, karet olahan dan kayu lapis.
Editor : Dolly Rosana
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2024