Jambi (ANTARA) - Badan Pusat Statistik mencatat peningkatan daya beli petani perdesaan di Provinsi Jambi sebesar 13,05 persen terhitung sejak Januari sampai dengan Desember 2024 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi Agus Sudibyo di Jambi, Kamis (2/1), mengatakan pada nilai tukar petani (NTP) yang menjadi indikator melihat kemampuan petani di pedesaan pada Desember 2024 mencapai 172,17.
"Angka ini meningkat dibandingkan posisi Januari 2024 sebesar 142,2," kata Agus.
Peningkatan daya beli petani ini dipengaruhi kenaikan indeks yang diterima petani dibandingkan indeks yang dibayar petani.
Pada posisi Desember 2024 indeks yang diterima petani menjadi 208,5 sedangkan pada periode yang sama 2023 sebesar 166,2. Berikutnya indeks yang dibayar petani pada Desember 2024 sebesar 121,15 dan periode yang sama 2023 sebesar 118,9.
"Harga komoditas yang dijual petani naik, tapi harga komoditas yang digunakan petani juga naik artinya pengeluaran bertambah tapi pendapatan juga bertambah," kata dia.
Meski begitu, kata dia, pendapatan yang diperoleh petani masih lebih besar dari pengeluaran.
Agus menjelaskan pada Desember 2024, kenaikan indeks yang diterima petani dipengaruhi meningkatnya harga komoditas produksi petani seperti kelapa sawit, karet, kentang, kakao atau coklat biji.
Sementara itu, indeks biaya produksi dan penambahan barang modal mengalami kenaikan namun tetap terkendali. Pada Januari 2024 tercatat 117,8 poin dan pada Desember 2024 sebesar 119,2 poin.
Ditingkatkan pasar, harga komoditas seperti pupuk, bibit kelapa sawit, upah panen, herbisida, oli dan lainnya terkendali.
"Jadi walaupun ada kenaikan biaya produksi tapi kenaikannya relatif terkendali," terang dia.
Agus menjelaskan terdapat beberapa hal yang harus diwaspadai terkait nilai tukar petani terutama pada subsektor pertanian dengan NTP di bawah 100, itu berarti nilai jual produk pertanian sama dengan biaya produksi maupun produk yang dikonsumsi.
Pada akhir 2024, NTP di bawah 100 masih terjadi pada subsektor peternakan dan perikanan.
Dia menyebutkan subsektor yang menguntungkan saat ini adalah perkebunan rakyat yaitu dengan NTP mencapai 191,10.
"Sawit harganya luar biasa, sehingga berkebun itu selalu menguntungkan," katanya.