Jambi (ANTARA Jambi) - Petani ikan budi daya di Jambi diarahkan memanfaatkan dedak dan tepung ikan untuk memproduksi pelet sendiri guna menekan biaya produksi.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi Herman Rahim di Jambi, Sabtu, mengatakan, hampir di seluruh kota dan kabupaten di Provinsi Jambi menmproduksi beras atau memiliki lahan persawahan yang menghasilkan dedak.
"Dedak bisa dimanfaatkan petani budi daya untuk pembuat pelet dicampur dengan tepung ikan yang juga banyak diproduksi di pantai timur Jambi," Katanya.
Ia mengatakan, pihaknya mendorong petani budi daya untuk memproduksi pelet sendiri lewat mesin pakan yang kini sudah bisa dirakit dan diciptakan oleh putra daerah.
Mahalnya pelet produksi industri sering dikeluhkan petani budi daya, sehingga untuk mengatasi hal tersebut petani diarahkan untuk membuat pakan atau pelet sendiri.
Putra daerah di Provinsi Jambi kini mampu merakit mesin pakan ikan, dan sejak tiga tahun terakhir sudah ratusan mesin yang diciptakan, dan telah disebar dan digunakan oleh petani budidaya.
Mutu mesin dan hasil pakan ikan produksi mesin yang diciptakan putra daerah itu juga tidak kalah dari mesin yang didatangkan dari Pulau Jawa, dan harganya juga lebih murah.
Mesin pakan ciptaan putra daerah itu harganya tidak sampai Rp10 juta per unit, sementara mesin yang didatangkan dari Pulau Jawa harganya bisa mencapai belasan juta rupiah per unit.
Dengan mesin dan bahan bakan baku untuk membuat pelet, menjadikan petani budi daya di Jambi tidak lagi tergantung pada pelet produksi industri, yang harganya jauh lebih tinggi.
"Selain memproduksi pelet sendiri petani budi daya kini juga didorong menggunakan pakan organik, dengan menanam sayur-sayuran dan umbi-umbian di sekitar kolam yang bisa dimakan ikan," kata Herman Rahim.(T.M037)