Jakarta (ANTARA Jambi) - Presiden World Conference on Religions for Peace Hasyim Muzadi mengatakan, perbedaan umat Islam dalam penentuan awal puasa Ramadhan tahun 1433 H/2012 harus dimaknai sebagai ramat jangan dipandang sebagai pertikaian.
"Perbedaan itu hal biasa, bahkan sebuah pilihan, kalau sebuah pilihan maka harus dipandang sebagai rahmat jangan dipandang sebagai pertikaian," kata Hasyim Muzadi di Jakarta.
Umat Islam harus menghargai perbedaan itu, karena masing-masing memiliki alasan sendiri, ada yang menggunakan hisab dan rukyat. Perbedaan itu bukan pada ibadah puasa, tetapi pada penghitungan hari saja.
"Umat itu tinggal memilih karena sama-sama benar, yang tidak benar itu yang tidak puasa. Biasanya yang meributkan awal puasa itu yang tidak puasa," ujarnya.
Penetapan awal puasa Ramadhan 1433 Hijriyah mengalami perbedaan dari masing-masing organisasi masyarakat dan juga pemerintah. Dalam sidang Isbat yang dilakukan pemerintah pada Kamis malam, ditetapkan awal puasa hari Sabtu (21/7).
Dua ormas Islam terbesar, yaitu Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama berbeda dalam penentuan awal puasa. Muhammadiyah menetapkan awal puasa hari Jumat (20/7), sedangkan Nahdlatul Ulama hari Sabtu (21/7).(SDP-35)