Jambi (ANTARA Jambi) - Sekitar 352 jembatan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur membutuhkan perbaikan, karena masih terbuat dari bahan kayu.
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Mustafa Kamal, Rabu mengatakan, total jembatan di kabupaten paling timur Provinsi Jambi itu mencapai 525 unit.
Dari sekian banyak jembatan yang ada, hanya 154 unit jembatan yang kondisinya baik dan sudah dibangun secara permanen dari beton dan besi.
Ratusan jembatan yang memerlukan perbaikan mendesak itu sebagian besar masih terbuat dari bahan kayu dan dikhawatirkan rusak jika dilintasi kendaraan berat.
"Apalagi setelah mulai difungsikannya jembatan Muarasabak, tentunya akses transportasi makin lancar dan kendaraan yang melintas di bagian timur Muarasabak makin bertambah," ujarnya.
Perbaikan sejumlah jembatan pendukung yang masih terbuat dari kayu perlu dilakukan perbaikan secara bertahap.
Perbaikan infrastruktur jalan maupun jembatan menjadi prioritas Pemkab Tanjabtim untuk mewujudkan visi dan misi daerah itu menjadi Tanjabtim "Samudera".
"Hanya saja karena keterbatasan anggaran, tentunya perbaikan itu tidak bisa dilakukan serentak, namun bertahap setiap tahun," tambahnya.
Kabupaten Tanjabtim merupakan salah satu daerah perairan di Provinsi Jambi yang banyak terpisah oleh sungai dan lautan. Salah satu langkah besar di kabupaten yang berdiri 12 tahun lalu itu adalah membangun jembatan Muarasabak senilai Rp225 miliar.
Jembatan sepanjang 723 meter itu diproyeksikan untuk menghubungkan delta Berbak dengan kawasan Muarasabak Daratan.
Jembatan terpanjang pertama di Tanjabtim yang melintasi Sungai Batanghari itu mulai dibuka pada Jumat (14/9) dan rencananya akan diresmikan bertepatan dengan HUT Tanjabtim ke-13, Oktober 2012.(Ant)