Jambi (ANTARA Jambi) - Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Provinsi Jambi, menyatakan, daerah di timur Jambi itu akan menjadi salah satu model percepatan dan pengembangan pertanian berbasis inovasi lahan pasang surut.
"Bahkan untuk mendukung rencana ini, sudah ada 15 orang profesor dari Forum Profesor Riset Kementerian Pertanian (Kementan) yang melakukan penelitian terhadap sejumlah potensi pertanian di Tanjabtim beberapa waktu lalu," ujar Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Kabupaten Tanjabtim, Sudirman di Muarasabak, ibu kota Kabupaten Tanjabtim, Senin.
Menurut dia, penelitian pertanian di Tanjabtim itu difasilitasi oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Jambi.
Dalam penelitian itu, kata dia, ikut tergabung juga beberapa tim dari Kabupaten Tanjabtim. Diantaranya dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda), Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K), Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, dan Dinas Pekerjaan Umum.
Sementara itu, petugas dari BP4K Tanjabtim, Nandang Agus Salim mengatakan, selanjutnya tim akan melakukan tata kelola air mikro di dua titik yang telah ditetapkan, yaitu ada di kelompok tani Maminase seluas 100 hektar, dan kelompok tani Bhakti Tani seluas 20 hektar, dan kelompok tani Sinar Wajo seluas 20 hektare.
Tidak hanya itu, tim peneliti juga akan memberikan bantuan saprodi dan pendampingan selama pelaksanaan dan penanganan pascapanen.
"Upaya ini didukung penuh Pemkab Tanjabtim dan pada April 2013 ini sudah bisa dimulai," ujarnya.
Selain memberikan pendampingan, para peneliti itu juga akan turun langsung ke lapangan untuk memberikan arahan dan petunjuk.
Melalui kegiatan tersebut, Kabupaten Tanjabtim diharapkan bisa dijadikan sebagai salah satu daerah cadangan pangan nasional.(Ant)