"Tingginya Biaya Meretas Isolasi Rawa Gambut, Butuh Dukungan Provinsi dan Pusat"
Jambi - Memasuki dua tahun kepemimpinannya di "Bumi Sepucuk Nipah Serumpun Nibung", Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Zumi Zola dan Ambo Tang, terus mencatatkan berbagai kemajuan, yang terangkum dalam lima prioritas pembangunan, mencakup pembangunan inrastruktur, ekonomi dan kesejahteraan rakyat, sumber daya manusia, tata pemerintahan dan pelayanan publik.
Laju pertumbuuhan ekonomi kabupaten atas dasar harga konstan tahun 2012 sebesar 6,20 persen dengan berpijak pada nilai PDRB sebesar Rp2,73 triliun. Struktur ekonomi Kabupaten Tanjung Jabung Timur tahun 2012 atas dasar harga konstan terbesar berada pada sektor pertambangan dan penggalian sebesar 35,09 persen, sektor pertanian 27,66 persen, sektor perdagangan, hotel, restoran 15,24 persen, sektor industri pengolahan 9,38 persen, dan lima sektor lainnya hanya memberikan kontribusi sebesar 10,22 persen.
Peningkatan pendapatan per kapita riil menunjukan bahwa telah terjadi upaya perbaikan kesejahteraan masyarakat selama dua tahun terakhir. Pada tahun 2012 nilai pendapatan per kapita atas dasar harga konstan sebesar Rp12,87 miliar per tahun atau Rp1,17 miliar per bulan. Angka ini jauh diatas garis
batas kemiskinan, yakni sebesar Rp259 ribu. Bila hingga saat ini masih ditemui angka kemiskinan yang besar, berarti lebih mencerminkan adanya ketimpangan pendapatan antar sektor ekonomi.
Salah satu indikator penting yang dalam upaya mempercepat laju pertumbuhan perekonomian masyarakat secara merata adalah ketersediaan infrastruktur jalan dan jembatan.
Namun, membangun jalan di Tanjung Jabung Timur bukanlah segampang membangun jalan serupa di daerah lain. Tanah jenis gambut, strukturnya labil, berawa-rawa, dan sering tenggelam jika air pasang atau jika turun hujan. Untuk itu diperlukan cara khusus untuk membangun jalan.
Salah satunya caranya adalah dengan memberi pondasi berupa glagar dari kayu atau trucuk pada badan jalan. Setelah itu baru di atasnya ditimbun tanah, batu, dan material lainnya, lalu diaspal. Mengangkut material juga sulit karena harus diangkut dengan pompong yang sangat tergantung dengan pasang surutnya air. Jika perhitungan tidak matang, bisa-bisa pompong yang penuh material akan kandas karena air parit mengalami surut.
Dengan kondisi yang demikian tentu diperlukan biaya yang cukup besar untuk membangun jalan dengan medan seperti ini. Tak ayal, Belanja APBD pun tersedot cukup besar untuk kegiatan ini, yaitu sekitar 29 persen dari total APBD, itu pun belum cukup. "Karenanya, kita sangat membutuhkan bantuan pendanaan dari provinsi dan pemerintah pusat," ujar Zola.
Untuk infrastruktur, tetap berpusat di jalan dan jembatan. Selama tahun 2012 telah dibangun jalan baru sepanjang 14,85 Km dan peningkatan jalan sepanjang 94,83 Km. Dinas PU telah melakukan peningkatan menjadi jalan rabat sepanjang 4,9 Km.
Pengerasan jalan menjadi tipe B telah dilakukan sepanjang 2.685 meter. Pengaspalan Kelurahan Rano --Kampung Laut 22 Km. Pengerasan jalan Sungai Sayang–Remau Baku Tuo, Kecamatan Sadu sepanjang 22 Km, yang tadinya akses jalan ini terisolir kini sudah bisa dilalui.
Sementara untuk jembatan telah dibangun 15 unit jembatan dan 52 box culvert. Jerambah kayu menjadi jerambah beton pada tahun 2012 telah dilakukan 3379,3 meter, di antaranya di Kelurahan Kampung Laut-Tanjung Solok. Dan diresmikannya Jembatan Muara Sabak sepanjang 737 meter oleh Menko Perekonomian Hatta Radjasa. Jembatan yang dibangun dengan menggunakan dana APBD sebesar Rp173 miliar tersebut, diresmikan tepat pada ulang tahun ke-13 Tanjung Jabung Timur 22 Oktober 2012 lalu.
Sebagaimana diketahui, mayoritas wilayah Tanjung Jabung Timur merupakan daerah rawa dan kawasan pasang surut. Puluhan tahun masyarakatnya hanya mengandalkan sungai sebagai sarana transportasi. Dahulu, masyarakat menggunakan rakit dan sampan maupun pompong untuk bepergian.
Akibat lain dari persoalan transportasi ini adalah seretnya perkembangan ekonomi dan dunia usaha. Petani kesulitan memasarkan hasil panenannya karena susah membawanya ke daerah luar. Kalau pun dapat, harus mengeluarkan ongkos yang sangat mahal.
Begitu juga jika ingin berbelanja kebutuhan sehari-hari. Barang-barang belanjaan harus didatangkan dari Jambi atau kota-kota utama Tanjung Jabung Timur seperti Mendahara Ilir, Nipah Panjang, Kampung Laut, Simpang Kiri, Dendang, dan sebagainya. Lamban dan jauhnya tempat menyebabkan biaya angkut sangat mahal.Alhasil, harga barang-barang belanjaan di tangan konsumen
sudah berlipat.
Dengan hadirnya Jembatan Muarasabak ini, tentunya akan memberikan dampak yang luar biasa terhadap pertumbuhan perekonomian Tanjung Jabung Timur, Delta Berbak yang mencakup lima kecamatan ini, kini dapat dilalui dengan jalan darat, dan perekonomian masyarakat dapat tumbuh dengan baik.
"Gelontorkan Rp20 Miliar"
Setelah hadirnya Jembatan Muarasabak, Pemkab Tanjung Jabung Timur terus menggenjot percepatan pembangunan jalan dan jembatan pada Kawasan Delta Berbak, walau status jalan yang menghubungkan 5 kecamatan tersebut berstatus jalan provinsi.
Setelah berkoordinasi dengan provinsi, pada tahun 2013 ini akan dilakukan pengaspalan jalan sepanjang 51 Km yang akan tersebar di beberapa titik.
Peruntukan dana tersebut nantinya untuk memperbaiki jalan yang menghubungkan beberapa Kecamatan. Yaitu, Kecamatan Sabak Timur, Rantau Rasau, Nipah Panjang, Berbak dan Sadu. "Tahun ini kami telah menganggarkan Rp20 miliar untuk perbaikan jalan yang menghubungkan Kecamatan tersebut," ujar Zola.
Zola mengungkapkan, pembangunan jalan yang menghubungkan lima kecamatan ini merupakan kebutuhan dan merupakan tuntutan masyarakat, sehingga selaku pemerintah, pihaknya akan terus mengupayakan perbaikan.
Tuntutan untuk perbaikan jalan Sabak Rasau ini sudah sangat tinggi dari masyarakat, untuk itu Zola segera ambil kebijakan, tidak hanya menganggarkan perbaikan jalan milik provinsi, tetapi Pemkab juga menganggarkan perbaikan yang merupakan jalan milik Kabupaten yang saat ini kondisiya sudah rusak berat. "Milik provinsi dan milik kabupaten tahun ini akan tetap kami perbaiki," tegasnya.
Satu hal yang penting dan selalu diingatkan kepada stafnya, Bupati juga menekankan untuk pengerjaan proyek fisik, seperti jalan, jembatan, dermaga dan bangunan lainnya agar dapat mendahulukan pengerjaan yang sulit, dan menghindari pengerjaan di musim hujan, sehinga alasan tidak selesainya pekerjaan di ujung tahun dapat diminimalisir dan tidak menjadi alasan
klasik.
"Sejahterakan Keluarga Lewat PKK
"Masuk Nominasi Nasional UP2K dan PHBS"
Dimotori oleh Ketua Tim Penggerak PKK, Sherrin Tharia Zumi Zola, kegiatan PKK (Pembinaan Kesejahteraan keluarga) terus digalakan, organisasi kemasyarakatan yang memberdayakan wanita ini turut berpartisipasi penuh dalam pembangunan du Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Melalui 10 Program Pokok PKK, keberhasilan suatu daerah salah satunya ditentukan oleh perempuan. Perempuan mempunyai andil besar dalam membentuk sebuah keluarga yang bermartabat. Lebih dari itu, perempuan juga mempunyai andil besar dalam kegiatan penanggulangan kemiskinan melalui pemberdayaan masyarakat dan kelompok. Salah satu buktinya, perempuan mampu meningkatkan kesejahteraan keluarganya dengan melakukan kegiatan usaha produktif rumah tangga.
"Kita akan terus membina wanita di rumah tangga untuk membantu suaminya, dalam upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga mereka," ujar Sherrin.
Dengan berkoordinasi secara intens dengan Tim Pengurus PKK Provinsi Jambi, kini kegiatan TP PKK Kabupaten Tanjung Jabung Timur telah menunjukan peningkatan yang berarti.
Bahkan, kini Tanjung Jabung Timur telah mampu menunjukan karya nyata dalam kegiatan dengan mengedepankan 10 Program Pokok PKK, Tanjung Jabung Timur secara resmi telah masuk dalam nominasi nasional dalam lomba UP2K (Usaha Peningkatan dan Pendapatan keluarga) PKK dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).
"Ini adalah kerja keras tim secara keseluruhan, baik dari tingkat provinsi, kabupaten, kecamatan, hingga desa," jelas Sherrin. Namun Sherrin mengingatkan masuknya pada nominasi nasional ini merupakan amanah, dan harus dijalankan sebaik mungkin.
"Pemberdayaan PKK dalam keluarga meliputi segala upaya bimbingan, pembinaan dan pemberdayaan agar keluarga dapat hidup sejahtera, maju dan mandiri, mudah-mudahan tanggung jawab ini dapat kita jalankan dengan sebaik mungkin" jelas Sherrin yang genap setahun mendampingi suaminya sebagai Bupati.
Tentunya tolak ukur keberhasilan ini tidak terlepas dari peran seluruh elemen masyarakat, khususnya pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), terlebih yang berkaitan dengan sinergitas program pemerintah dengan PKK. "Dengan SKPD terkait pun kita akan terus berkoordinasi," ungkapnya.
Menurut rencana, kegiatan penilaian lomba tingkat nasional UP2K PKK akan dipusatkan di Desa Kota Baru Kecamatan Geragai dan untuk penilaian lomba PHBS dipusatkan di Desa Rantaujaya, Kecamatan Rantau Rasau.(Adv)