Jakarta (ANTARA Jambi) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta aparat kepolisian untuk mengusut tuntas dan menghukum yang bersalah dalam insiden pertandingan tinju di Nabire yang mengakibatkan 18 orang meninggal.
"Kita berduka, 18 penonton tinju tewas di Papua. Saya sudah instruksikan Polri untuk tangani secara tuntas. Yang salah mesti diberi sanksi," kata Presiden dalam akun twitternya @SBYudhoyono yang dipantau Antara di Jakarta, Senin malam.
Kepala negara dalam tweetnya mengatakan pertunjukan apapun yang menghadirkan banyak penonton harus dilakukan pengamanan yang baik.
"Polri awasi izinnya dan berikan pengamanan. Jangan terulang," tegas Presiden.
Sebelumnya, Kepolisian RI masih memeriksa 11 saksi untuk mengusut kericuhan saat final pertandingan tinju yang mengakibatkan 18 orang meninggal dunia karena berdesakan keluar dari gedung.
"Ada 11 yang diperiksa. Kapolda sudah di Nabire dan sejak pukul 12 malam tadi sudah bisa dikendalikan," kata Kepala Kepolisian RI Jenderal (Pol) Timur Pradopo di Kantor Presiden Jakarta, Senin.
Kapolri mengatakan, kericuhan terjadi saat akhir kejuaraan oleh kelompok yang tidak puas dan mengakibatkan para penonton yang berjumlah 1.500 orang berebut keluar dari gedung.
"Korban terakhir 18 meninggal. Semua korban terinjak-injak di dalam gedung karena pintu tidak mampu menampung (penonton ke luar-red)," katanya.
Timur mengatakan berdasarkan laporan pintu keluar di gedung itu hanya dua.
Mengenai petugas pengaman saat acara berlangsung, Kapolri mengatakan petugas keamanan dikerahkan sekitar 250 personel masing-masing 100 dari TNI dan 150 dari Polri.
"Tentunya kita akan lakukan langkah-langkah audit pemeriksaan lebih dalam. Kemudian hari ini Kapolda sudah di lokasi dari Jayapura. Kemudian bantuan pengamanan tambahan untuk keamanan di Nabire 300 dari TNI dan 300 dari Brimob Polda Papua," kata Timur Pradopo.(Ant)