Kathmandu (ANTARA Jambi) - Tim Indonesia Peduli Nepal (IPN) akan melakukan operasi fraktur (patah tulang) pada Senin pagi, yang merupakan tindakan pertama sejak bertugas di Rumah Sakit Kantipur, Nepal, mulai Minggu (3/5).
Tim dokter akan mengoperasi satu pasien warga Nepal asal Shindu Palcok (area perbatasan Nepal dan Tiongkok) yang mengalami patah tulang di pergelangan kaki.
Anggota tim yang akan mengoperasi pasien tersebut adalah dr. Kuntadi (spesialis tulang), dr. Meiky Fredianto (spesialis tulang), dr. Bona Achmad (spesialis anestesi), dr. Fitra Indragiri (spesialis anestesi), dibantu oleh beberapa perawat Indonesia serta lokal.
Adapaun nama-nama perawat dari Indonesia adalah Dwi, Sulistiawan, Sutarman, Nur Kunto, dan Sulistiono.
"Rumah sakit ini (RS Kantipur) bukan rumah kita jadi kita harus mengikuti prosedur yang sudah ada," kata dr. Bona.
Oleh karena itu, tim dokter akan dibantu oleh perawat lokal yang untungnya sangat lancar berbahasa Inggris sebagai pendamping mereka.
Dokter Bona mengakui bahasa sebagai kendala utama dalam melakukan misi kesehatan Peduli Nepal tersebut, antara lain karena status pasien maupun prosedural-nya menggunakan aksara Bengali.
Tim dokter Indonesia telah bekerja di RS Kantipur sejak Minggu, dan telah melakukan perawatan kepada sembilan pasien, termasuk anak-anak usia 4,5 tahun, yang sebagian besar mengalami patah tulang.
Pemerintah Indonesia menunjuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai koordinator bantuan kemanusiaan yang terhimpun dari lintas kementerian dan organisasi sosial-kemasyarakatan untuk membantu rakyat Nepal pascagempa 7,9 SR melanda negara itu pada 25 April.
Secara keseluruhan tim kesehatan IPN berjumlah 16 orang, terdiri atas 10 dokter, 1 apoteker dan lima perawat. (Ant)