Jambi (ANTARA Jambi) - Jatuhnya hasil produksi padi, jagung dan kedelai (Pajale) tahun 2015 di Kabupaten Tanjung Jabung Timur memaksa pihak Kementrian Pertanian meminta pemerintah setempat memberikan surat klarifikasi. Ini disebabkan dana untuk program yang diturunkan cukup besar dalam mendukung peningkatan produksi.
"Selain surat klarifikasi, saya pastikan untuk bantuan fisik tahun ini nol," kata Direktur Pengelolaan Air dan Irigasi Dirjen Sapras Kementrian Pertanian RI, Tunggul Imam Pamuju, saat rakor Upsus peningkatan Produksi Pajale 2016 di Tanjabtim, Rabu.
Tunggul mengatakan bahwa dirinya belum pernah mendapatkan surat klarifikasi penyebab rendahnya produksi tahun lalu di Tanjab Timur. Untuk itu dirinya meminta agar pemerintah Tanjabtim membuat surat klarifikasi dengan menyertakan alasan-alasan dan dibuktikan dengan berita acara.
"Saya minta surat klarifikasi ke provinsi dan tembusan ke Kementrian, dan itu dibuktikan dengan berita acara," katanya lagi.
Selain itu, Tunggul juga meminta meminta keseriusan semua stakeholder yang ada di Tanjab Timur untuk mengejar target yang telah diberikan. Sebab selain hutang produksi tahun lalu, target luas tanam hingga Januari ini juga masih terjadi kekurangan sebanyak 248 hektar.
Sebab itu, lanjutnya, dengan sisa waktu yang ada hingga 31 Januari mendatang, Tanjab Timur harus mampu mencapai minimal 300 Hektar.
"Tolong tunjukan ke saya, minimal 300 hektar harus tercapai sampai 31 januari ini, saya tunggu," tegasnya.
Menurutnya, bisa saja di lapangan sudah melebihi dari target yang telah diberikan. Terjadinya kekurangan mungkin tim di lapangan tidak merekap secara keseluruhan yang ada dilapangan.
"Sebenarnya tidak mesti yang direkap itu adalah bantuan Upsus peningkatan Pajale. Kegiatan penanaman yang dilakukan oleh masyarakat secara swadaya juga dapat dilaporkan, agar target itu tercapai," jelasnya.
Sementara itu, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Tanjab Timur, Ibnu khayat mengatakan, dana untuk peningkatan produksi tahun lalu memang sudah cukup banyak dengan alokasi kegiatan yang bersumber dari APBD dan APBN.
"APBD Tanjab Timur dialokasikan untuk peningkatan indeks pertanaman padi melalui program Gertak Tanpa Dusta seluas 1.500 hektar serta pengembangan penangkal benih sebanyak 150 hektare dan kedelai 50 hektar. Sementara dari APBN juga ada program pengembangan Pajale. Selain itu Kementrian juga
memberikan dukungan Alsintan seperti alat panen, pompa air, traktor dan penggilingan padi," kata Ibnu Hayat.
Ibnu mengungkapkan, tahun 2015 Tanjab Timur mengalami fuso seluas 851 hektar dan kekeringan dipersemaian seluas 100 hektar. Disamping itu, hampir sebagian besar tanggul pada lokasi cetak sawah mengalami kerusakan dan bocor. Sehingga petani tidak dapat melakukan penanaman sebelum adanya
perbaikan tanggul.
Ibnu juga minta para camat benar-benar serius mengawasi dan membantu peningkatan produksi Pajale tersebut.
"Kita akan melakukan pertemuan setiap dua minggu sekali dengan para Camat dan ini akan diatur jadwalnya disetiap kecamatan" katanya.(Ant)