Muarasabak (ANTARA Jambi) - Petani kedelai di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), ditahun 2016 ini menanam kedelai dengan menerapkan metode Budidaya Jenuh Air (BJA).
Budidaya kedelai dengan metode BJA ini merupakan bentuk kerjasama Kementerian Pertanian dan Insititut Pertanian Bogor (IPB) selaku pendamping, yang akan memberikan tata cara budidaya kedelai dengan metode BJA.
Seorang penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Halijah, yang aktif melakukan penyuluhan terhadap petani khususnya di Kecamatan Dendang mengatakan, dengan adanya program tersebut petani merasa sangat terbantu.
Sebab, menurutnya tidak semua daerah yang lahan pertaniannya itu potensi untuk tanaman pangan, seperti halnya di Kecamatan Dendang.
"Selama ini, Desa Jati Mulyo tidak bisa untuk tanaman pangan, tapi dengan adanya kegiatan BJA petani disini merasa terbantu. Karena pertumbuhan kedelainya sangat bagus, sebab selain pasang surut lahannya pun lahan gambut, maka itu petani berharap program ini bisa berkelanjutan," kata Halijah.
Sementara untuk penerapan teknik penanaman kedelainya sendiri, dijelaskan Halijah, itu memakai jarak tanam 20x25 cm atau bisa juga 30x12/5 cm, dan setiap 4 meter wajib ada paliran dengan lebar 30 cm, kedalaman 25 cm.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tanjabtim, Akhmad Maushul, melalui Kabid Tanaman Pangan, Mahmud mengungkapkan, budidaya tersebut merupakan perdana di Tanjabtim, dengan luasan tanam sebanyak 400 hektare tersebar di tiga Kecamatan, yakni Berbak, Dendang dan Rantau Rasau.
Untuk varietas kedelai yang dibudidayakan itu, terdiri dari jenis kedelai hitam dan kedelai kuning.
"Kegiatan ini tujuannya untuk meningkatkan produktifitas kedelai ditingkat Provinsi Jambi khususnya Tanjabtim, kegiatan ini juga atas kerjasama Kementan dan IPB yang melakukan pendampingan mulai persiapan lahan sampai saat panen,'' kata dia.(Ant)