Jambi (Antara Jambi)- Pelaksanaan Musyawarah Nasional Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Munas Apeksi) ke-V yang diselenggarkan di Kota Jambi pada 27-28 Juli 2016, akan dihadiri oleh 90 delegasi pemerintah kota se-Indonesia.
"Dari informasi yang kita terima dan yang sudah menginformasikan untuk kesediaan datang ada 90 walikota dan delegasinya dari seluruh Indonesia, dan besok Selasa (26/7) sudah mulai datang," kata Wali Kota Jambi Syarif Fasha kepada Pers di Jambi, Senin.
Dikatakan Fasha ada beberapa walikota yang menyatakan berhalangan hadir diantaranya adalah Walikota Surabaya, Tomohon dan Sorong.
"Seperti Kota Surabaya, saya langsung dihubungin oleh walikotanya Ibu Risma, beliau berhalangan hadir karena saat bertepatan ada kegiatan nasional pertemuan walikota perempuan se-Indonesia di Surabaya," katanya menjelaskan.
Fasha mengatakan, para walikota yang hadir dalam Munas Apeksi ke-V tersebut akan terlebih dahulu disambut dalam jamuan makan malam Welcome Dinner di Ratu Convention Center (RCC) kota setempat.
"Setelah welcome dinner ini kemudian paginya pembukaan munas dan siangnya pawai budaya, di halaman Balaikota, setelah itu semua peserta ke Gedung Olah Raga (GOR) untuk kegiatan expo city Indonesia," katanya.
Kota Jambi sebagai tuan rumah Munas Apeksi yang pertama kali ini kata Fasha, pihaknya berharap penyelenggaran bisa terlaksana dengan sukses, untuk itu dirinya meminta dukungan seluruh masyarakat Jambi.
"Kegiatan ini secara tidak langsung akan berdampak pada perekonomian masyarakat Jambi, contohnya semua kamar hotel penuh, dan berdampak pada investasi juga, karena kita akan memperkenalkan potensi yang kita miliki," kata dia.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Apeksi Sarimun Hadi Saputra mengatakan, ketika suatu kota sering ditunjuk sebagai tuan rumah agenda nasional ke depan akan ada perubahan yang signifikan.
"Ini tentunya berdampak bagi pertumbuhan dan perkembangan buat kota Jambi, karena di Apeksi ini tidak ada kompetisi antar kota, tapi kita tekankan untuk berkolaborasi, sehingga tidak ada lagi kota-kota lain yang tertinggal," kata Sarimun.
Menurutnya, tantangan perkotaan ke depan akan semakin berat, diantaranya kemacetan lalu lintas menjadi suatu hal yang tidak bisa dihindarkan, karena laju infrastruktur jalan tidak sebanding dengan pertumbuhuan kendaraan sehingga lebih ditekankan pada angkutan massal yang nyaman.
"Suatu kota itu harus sejuk, nyaman, indah dan bersih, karena berdasarkan surevi bahwa 60 persen penduduk itu akan mengejar untuk tinggal ke kota, sehingga menjadi daya tarik, karena sumber PAD kota ini dari sektor jasa dan perdagangan, " katanya menambahkan.