Belu (ANTARA Jambi) - Presiden Jokowi menyatakan akan meminta
keterangan dan informasi dari menteri pertahanan terkait pengadaan atau
pembelian helikopter AW 101 (Agusta Westland) oleh TNI Angkatan Udara.
Presiden
Joko Widodo, usai meresmikan pos lintas batas negara Motaain di Desa
Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur
(NTT) pada Rabu, mengatakan terlebih dahulu akan meminta informasi
lengkap dari Kementerian Pertahanan mengenai hal itu.
"Saya nanti
akan tanyakan ke Kemenhan karena ini urusannya dari Kementerian
Pertahanan. Yang jelas satu saja, kalau ada penyelewengan tahu sendiri,"
tegas Presiden.
Keinginan pemerintah dalam memajukan industri pertahanan dalam
negeri kembali ditegaskan oleh Presiden Joko Widodo. Jika industri
pertahanan dalam negeri mampu memenuhi kebutuhan alutsista Indonesia,
maka pengadaan dari dalam negeri diprioritaskan.
"Sejak awal kalau dalam negeri bisa, ya dalam negeri. Kalau tidak,
dari luar pun juga harus ada hitungannya, ada kalkulasinya," ujar
Presiden.
Sebelumnya, saat memimpin langsung rapat terbatas mengenai pengadaan
alat utama sistem persenjataan di Kantor Presiden, pada Rabu, 20 Juli
2016, Presiden Joko Widodo mengarahkan agar pembelian alutsista dari
industri pertahanan asing harus disertai dengan transfer teknologi pada
industri pertahanan nasional.
Hal tersebut dimaksudkan agar Indonesia tidak hanya menjadi konsumen
semata dan mampu mandiri dalam bidang pertahanan di kemudian hari.
"Sehingga pengembangan industri pertahanan nasional betul-betul
mengarah pada kemandirian pemenuhan kebutuhan alat peralatan pertahanan
dan keamanan kita," kata Presiden Jokowi menambahkan.
Soal pembelian helikopter, Jokowi akan minta keterangan menhan dulu
Rabu, 28 Desember 2016 20:28 WIB