New York, Antarajambi.com - Harga minyak dunia berakhir lebih tinggi pada perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), setelah data menunjukkan produksi minyak mentah Amerika Serikat mengalami pelemahan.
Jumlah rig minyak AS turun dua rig menjadi sebanyak 756 rig pada pekan lalu, menurut perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes pada Jumat (30/6), mengakhiri rekor peningkatan jumlah rig selama 23-minggu berturut-turut.
Para analis mengatakan bahwa berita tersebut membuat investor percaya bahwa produksi minyak serpih AS mungkin sudah mencapai sebuah "bottleneck" atau kemacetan, setelah harga minyak murah yang berkepanjangan.
Sementara itu, data ekonomi AS yang positif juga memicu sentimen pasar karena investor berupaya meningkatkan permintaan mereka.
Indeks pembelian manajer (PMI) untuk Juni mencapai 57,8 persen, meningkat 2,9 persen dari angka Mei sebesar 54,9 persen dan mengalahkan konsensus pasar sebesar 55,1 persen, Institute for Supply Management (ISM) mengatakan pada Senin (3/7).
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus, bertambah 1,03 dolar AS menjadi menetap di 47,07 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman September, naik 0,91 dolar AS menjadi ditutup pada 49,68 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchang.