Pepaya digolongkan sebagai tanaman
yang berbuah disepanjang musim. Tiap pohon dapat menghasilkan 30 buah,
bahkan sampai 150 buah.
Setelah panen pertama, pohon pepaya akan
terus menerus berbuah sampai umur 4 tahun. Setelah 4 tahun produksi
buah akan menurun sehingga kebun harus diremajakan.
Peremajaan
dilakukan dengan cara menebang pohon yang sudah tidak produktif lagi dan
menggantinya dengan tanaman baru. Sisa pohon pepaya hasil peremajaan
kebun hanya dibiarkan menumpuk dan membusuk begitu saja di area kebun
tanpa ada perlakuan khusus dan terurai dengan sendirinya.
Apabila
luasan areal pertanaman pepaya meningkat, maka jumlah pohon hasil
peremajaan akan meningkat dan dapat menimbulkan masalah baru berupa
limbah pohon pepaya.
Limbah dalam jumlah besar akan menimbulkan bau dan memancing berbagai penyakit.
Potensi pengembangan batang pepaya sebagai salah satu sumber pangan baru sangat besar.
Namun
sampai sekarang belum ada inovasi teknologi yang telah dikembangkan
untuk pengolahan batang pepaya. Di Mandailing Natal terdapat kearifan
lokal masyarakat setempat dimana batang pepaya diolah sebagai bahan baku
pembuat urap, sedangkan di daerah Jawa Timur pohon pepaya di olah
sabagai bahan baku pembuat dodol.
Oleh karena itu, batang pepaya
memiliki potensi dikembangkan sebagai bahan baku industri pangan
mendukung program biopertanian Dan zero waste.
Menurut Nofiarli,
peneliti Balitbu salah satu potensi pengembangan batang pepaya adalah
sebagai bahan baku pembuatan industri makanan. Dari hasil penelitian di
Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika (Balitbu, Balitbangtan), batang
pepaya dapat dikembangkan sebagai bahan baku sumber pangan baru
menunjang bio pertanian.
Di Balitbu Tropika batang pepaya
dijadikan bahan baku pembuat kripik, manisan basah dan manisan kering.
Bahan baku yang digunakan adalah pohon pepaya yang sudah berumur diatas 4
tahun hasil peremajaan kebun.
Teknologi pembuatan manisan
kering, manisan basah dan keripik dari batang pepaya merupakan teknologi
sederhana yang mudah diaplikasikan oleh masyarakat. Namun demikian
teknologi ini masih baru dan sampai saat ini belum ada paten ataupun
publikasi ilmiah, ujarnya.
Penggunaan batang pepaya sebagai bahan
baku pembuatan makanan ringan belum banyak dilakukan, hal ini
disebabkan kurangnya informasi tentang manfaat dan kandungan yang
terkandung di dalamnya.
Keuntungan utama penggunaan batang
pepaya sebagai sumber pangan baru adalah (1) bahan baku mudah didapat
dan harganya sangat murah (limbah), (2) Dapat mengatasi masalah limbah
lingkungan pada saat peremajaan kebun pepaya, (3) Kaya akan gizi
(karbohidrat, serat, protein), (4) Dapat meningkatkan pendapatan petani
(analisa ekonomi), (5) Mengurangi angka kemiskinan dengan penyediaan
lapangan kerja baru melalui industri kecil skala rumah tangga. (Ind)
Potensi pemanfaatan batang pepaya sebagai sumber pangan baru
Selasa, 21 November 2017 18:08 WIB
Jakarta, Antarajambi - Pepaya merupakan salah satu tanaman buah
yang sering dijumpai di pekarangan. Pepaya juga termasuk salah satu
komoditas ekspor Indonesia, dimana permintaan buah pepaya sering tidak
dapat terpenuhi oleh petani.