Bisa memiliki dokter pribadi yang siaga selama 24 jam sehari mungkin menjadi salah satu impian bagi masyarakat dari berbagai kalangan, namun berbagai keterbatasan bisa menjadi kendala untuk mewujudkannya.
Untuk memaksimalkan pemerataan dan peningkatan pelayanan kesehatan yang dapat menjangkau masyarakat secara luas Pemerintah Kabupaten Gorontalo meluncurkan aplikasi Gemilang PAKDOK (Pocket Doctor).
Gemilang PAKDOK yang merupakan program digital pelayanan kesehatan yang siap melayani masyarakat Kabupaten Gorontalo, berupa layanan data medis elektronik dengan fitur data medis pasien dalam bentuk digital yang dikumpulkan, dilengkapi dan dikelola bersama oleh pasien dan dokter.
Data medis elektronik tersebut dapat diintegrasikan dengan layanan kesehatan lain dalam bentuk rujukan kepada klinik pratama, rumah sakit dan laboratorium.
Sejalan dengan perkembangan informasi, pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pelayanan kesehatan, PAKDOK dibuat untuk menjembatani tantangan dan kendala melalui layanan kesehatan berbasis aplikasi dalam jaringan (daring) atau online dengan teknologi 'mobile'.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo, Roni Sampir mengaku bahwa sejak 'soft launcing' pada bulan November 2017 lalu, sudah 700 peserta yang menggunakan aplikasi tersebut dengan melakukan konsultasi kesehatan.
"Aplikasi ini ini sangat membantu kita di Dinas Kesehatan untuk kecepatan pelayanan, karena masyarakat yang ingin ke Puskesmas dan menemui kendala dengan jarak atau sibuk dapat menggunakan aplikasi ini," katanya.
Ia menjelaskan bahwa pihaknya berupaya untuk melakukan pencegahan penyakit, jangan sampai masyarakat agar yang mempunyai gejala ringan malah bertambah berat. Untuk itu dapat ditangani dengan cepat melalui aplikasi PAKDOK.
"Jadi pertolongan pertama langsung ditangani oleh dokter dari aplikasi ini. Karena PAKDOK melayani masyarakat dengan dokter langsung, bukan dari yang lain," ungkap dia.
Para pengguna yang berkonsultasi ataupun mengeluh sakit ke PAKDOK dapat langsung menerima jawaban maupun rekomendasi obat untuk mengobati penyakit.
"Selain memberikan pelayanan kesehatan, PAKDOK juga memberikan imbauan-imbauan kesehatan dan juga cara pencegahan serta cara mengenalinya," kata dia, lagi.
Contohnya bagaimana cara masyarakat mencegah dan mengatasi demam berdarah. Dalam Aplikasi itu pengguna dapat melihat pengetahuan singkat mengenai demam berdarah, apa saja gejalanya dan apa yang harus dilakukan.
Peter Rumahwelang, Direktur Pemasaran PAKDOK menjelaskan PAKDOK tentunya akan menjadi perpanjangan tangan pelayanan kesehatan primer lainnya untuk meningkatkan area cakupan kesehatan. Dan diharapkan pelayanan kesehatan akan dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat secara merata.
Sementara itu Bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo mengatakan bahwa pada dua bulan sebelum diluncurkan, aplikasi tersebut sudah diuji coba dan hasilnya sangat baik.
"Program ini untuk pertama kali di Indonesia untuk aplikasi pelayanan kesehatan digital yang diintegrasikan dengan layanan kesehatan lain dalam bentuk rujukan kepada klinik Pratama, rumah sakit dan laboratorium," jelasnya.
Menurut Nelson, inovasi tersebut sangat membanggakan karena tidak sembarang dibuat dan menggunakan teknologi informasi serta dapat digunakan oleh banyak orang.
"Inilah perubahan yang harus kita lakukan dan ikuti. Hari ini dunia berada didalam 'genggaman' kita, orang yang tidak mau berubah akan ketinggalan. Karena namanya pelayanan, masyarakat ingin cepat dan mudah," ujarnya.
Bupati yakin aplikasi layanan tersebut dapat sukses karena kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia dan butuh kecepatan dalam pelayanan.
"Dengan adanya dua rumah sakit dan 20 Puskesmas di Kabupaten Gorontalo, kami menyadari belum semua warga dapat kita layani dengan jumlah penduduk mencapai 409.000 jiwa dan luas wilayah yang besar," kata Nelson, lagi.
12 dokter
Sebagai aplikasi kesehatan untuk melayani masyarakat selama 24 jam sehari, PAKDOK tidak menggunakan balasan dari sistem yang telah direkam secara otomatis untuk menjawab keluhan ataupun konsultasi dari pengguna.
Sebanyak 12 dokter siap sedia selama seharian penuh untuk melayani masyarakat Kabupaten Gorontalo. Salah satunya dr Christina Maria.
Hingga saat ini, ia mengatakan paling banyak keluhan yang masuk dari pengguna PAKDOk hingga saat ini adalah sakit lambung, lalu influenza dan sakit kepala.
"Kami melayani konsultasi secara online dan memang tidak bisa memeriksa secara langsung, jadi kami mengatasi semua keluhan secara komprehensif untuk penyakit ringan," ungkap dia.
Menurut Christina, banyak juga keluhan masyarakat ke PAKDOK yaitu kondisi gula darah pasien yang rendah bahkan beberapa diantaranya jatuh pingsan.
"Hasil analisa dari berbagai pertanyaan yang kita tanyakan ke pasien akan menuntun mereka ke rumah sakit ataupun fasilitas kesehatan terdekat," ujar dia.
Namun tidak hanya penyakit ringan saja, kata dia, untuk kasus sosial pun dapat ditanyakan ke PAKDOK jika pasien malu untuk berbicara atau bertemu dengan dokter, contohnya bau mulut.
"Halitosis merupakan penyakit bau mulut, biasanya jarang pasien datang dan langsung mengatakan bahwa kenapa mulutnya berbau, dan itu jarang sekali dilakukan oleh pasien yang terkena penyakit ini," ucap dia.
Bahkan masalah penyakit menular seksual pun ada yang melakukan kosultasi ke PAKDOK katanya. Dengan kemungkin jika ke dokter pada penderita malu.
"Prinsip kami adalah semua kerahasiaan pasien terjaga dengan baik, dan kami melakukan konsultasi yang terpadu," pungkasnya.
Pesan dokter melalui aplikasi "Pakdok"
Minggu, 25 Februari 2018 8:50 WIB