"Saya berterima kasih atas peringatan SBY, apalagi Beliau adalah presiden ke-6 dan tokoh nasional yang sudah terbukti makan asam garam dan mampu mengantarkan partainya menjadi pemenang," kata Rommy, sapaan akrab Romahurmuziy di Jakarta, Kamis.
Rommy menyatakan dirinya perlu banyak menimba ilmu. Ia lantas menyinggung Pilkada DKI 2017 saat PPP bersama PD, PKB, dan PAN, dengan bimbingan SBY mengantarkan AHY untuk pertama kalinya muncul di panggung politik nasional.
"Saya menghormati apapun pilihan politik SBY dan PD dalam Pilpres 2019 sebagai bagian dari prinsip saling menghormati rumah tangga masing-masing parpol. Yang penting 'kutahu yang kau mau'," kata Rommy.
SBY saat jumpa pers di kediamannya, Jalan Mega Kuningan Timur VII, Jakarta Selatan, Rabu (25/7), menegur Rommy atas pernyataannya bahwa Demokrat batal berkoalisi dengan Jokowi karena Agus Harimurti Yudhoyono ditolak sebagai cawapres.
SBY menegaskan bahwa pernyataan Rommy itu salah. Ia pun mengingatkan Rommy agar hati-hati berbicara.
Menurut SBY, tidak baik seorang pemimpin atau politisi mengeluarkan pernyataan tanpa dasar yang kuat. Meski berterima kasih ditegur SBY, Rommy bersikukuh pernyataannya tidak mengada-ada karena didasari informasi tepercaya.
"Saya tidak menyampaikan info sembarangan tentang diajukannya AHY sebagai cawapres kepada Pak Jokowi. Informasi tersebut berkategori A1," kata Rommy.
Bahkan, menurut Rommy, pembicaraan SBY dan Jokowi juga sudah menyepakati pos kabinet untuk AHY sebagai bagian dari rencana koalisi.
Baca juga: Romahurmuziy: SBY ajukan AHY dampingi Jokowi itu info A1
Baca juga: Romahurmuziy: usulan JK-AHY tak berprospek