Jakarta (Antaranews Jambi) - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menegaskan pembahasan pengadaan 11 pesawat tempur Sukhoi Su-35 telah tuntas, dan dijadwalkan pesawat tiba bertahap pada Oktober 2019.
"Sudah selesai pembahasannya, itu kan G to G (goverment to goverment) yang belum imbal dagangnya," kepada Antara, usai melakukan kunjungan kerja ke Filipina, Sabtu.
Perjanjian pembelian 11 Sukhoi Su-35 dari Rusia seharga 1,14 miliar dollar AS atau Rp 15,3 triliun (kurs 1 dollar AS sama dengan Rp 13.500) telah ditandatangani Pemerintah Indonesia dan Rusia.
"Tidak ada masalah, semua sudah tuntas, kontrak sudah ditandatangani. Imbal belinya yang belum," kata mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu menegaskan.
Kontrak pembelian SU-35 itu dengan spesifikasi full combat (persenjataan lengkap) antara Indonesia-Rusia ditandatangani pada Februari lalu.
Dalam pembelian pesawat tersebut, Indonesia dan Rusia menggunakan sistem imbal beli. Dengan skema imbal beli, Rusia diwajibkan membeli komoditas dari Indonesia sebesar 50 persen dari harga Sukhoi Su-35 tersebut atau senilai 570 juta dollar AS. Adapun produk yang ingin dibeli Rusia dari Indonesia adalah karet, teh, kopi dan kelapa sawit.
Terkait informasi yang menyebut AS berusaha menekan Indonesia agar tidak membeli Sukhoi dari Rusia, Menhan Ryamizard menegaskan, "Hubungan kita dengan Amerika Serikat baik kok. Saya dengan Mattis (Menteri Pertahanan AS James Mattis), bahkan seperti saudara".
"Kita berdaulat, dan kita memiliki hubungan yang baik dengan semua negara termasuk Amerika Serikat, Rusia dan China," katanya.
Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Udara Marsda TNI Johanes Berchman SW mengatakan pihaknya telah menyiapkan fasilitas dan penerbang yang akan mengawaki Sukhoi Su-35.
"Semua sudah siap," katanya.
Awal pekan ini, Deputy Director of The Air Force Departement Rusia, Tsyplakov Yury beserta tim melakukan survei di Pangkalan Udara Iswahjudi, Magetan, Jawa Timur.
Survei selama dua hari tersebut untuk mempersiapkan kedatangan pesawat Sukhoi SU-35 yang dibeli pemerintah RI dari Rusia.
Sepuluh orang ahli melakukan survei yang meliputi hanggar, `shelter`, `apron`, `aerodrome`, `runway`, `taxyway`, `fire fighter vehicles`, GPL, simulator, Depo 60, dan objek lainnya.
Baca juga: Kalau kontrak efektif, dua Sukhoi Su-35 tiba tahun depan
Baca juga: Tim survei Rusia tinjau Lanud Iswahjudi
Baca juga: Pemerintah bentuk tim kaji pembelian pesawat Sukhoi
Baca juga: Penandatanganan kontrak pembelian Sukhoi Su-35 disebut telah dilaksanakan
"Sudah selesai pembahasannya, itu kan G to G (goverment to goverment) yang belum imbal dagangnya," kepada Antara, usai melakukan kunjungan kerja ke Filipina, Sabtu.
Perjanjian pembelian 11 Sukhoi Su-35 dari Rusia seharga 1,14 miliar dollar AS atau Rp 15,3 triliun (kurs 1 dollar AS sama dengan Rp 13.500) telah ditandatangani Pemerintah Indonesia dan Rusia.
"Tidak ada masalah, semua sudah tuntas, kontrak sudah ditandatangani. Imbal belinya yang belum," kata mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu menegaskan.
Kontrak pembelian SU-35 itu dengan spesifikasi full combat (persenjataan lengkap) antara Indonesia-Rusia ditandatangani pada Februari lalu.
Dalam pembelian pesawat tersebut, Indonesia dan Rusia menggunakan sistem imbal beli. Dengan skema imbal beli, Rusia diwajibkan membeli komoditas dari Indonesia sebesar 50 persen dari harga Sukhoi Su-35 tersebut atau senilai 570 juta dollar AS. Adapun produk yang ingin dibeli Rusia dari Indonesia adalah karet, teh, kopi dan kelapa sawit.
Terkait informasi yang menyebut AS berusaha menekan Indonesia agar tidak membeli Sukhoi dari Rusia, Menhan Ryamizard menegaskan, "Hubungan kita dengan Amerika Serikat baik kok. Saya dengan Mattis (Menteri Pertahanan AS James Mattis), bahkan seperti saudara".
"Kita berdaulat, dan kita memiliki hubungan yang baik dengan semua negara termasuk Amerika Serikat, Rusia dan China," katanya.
Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Udara Marsda TNI Johanes Berchman SW mengatakan pihaknya telah menyiapkan fasilitas dan penerbang yang akan mengawaki Sukhoi Su-35.
"Semua sudah siap," katanya.
Awal pekan ini, Deputy Director of The Air Force Departement Rusia, Tsyplakov Yury beserta tim melakukan survei di Pangkalan Udara Iswahjudi, Magetan, Jawa Timur.
Survei selama dua hari tersebut untuk mempersiapkan kedatangan pesawat Sukhoi SU-35 yang dibeli pemerintah RI dari Rusia.
Sepuluh orang ahli melakukan survei yang meliputi hanggar, `shelter`, `apron`, `aerodrome`, `runway`, `taxyway`, `fire fighter vehicles`, GPL, simulator, Depo 60, dan objek lainnya.
Baca juga: Kalau kontrak efektif, dua Sukhoi Su-35 tiba tahun depan
Baca juga: Tim survei Rusia tinjau Lanud Iswahjudi
Baca juga: Pemerintah bentuk tim kaji pembelian pesawat Sukhoi
Baca juga: Penandatanganan kontrak pembelian Sukhoi Su-35 disebut telah dilaksanakan