Jambi, (Antaranews Jambi)- Sebanyak 23 pelajar SMA/SMK dan SLB yang tergabung dalam program Siswa Mengenal Nusantara (SMN) asal Maluku Utara bergembira bisa mengunjungi komplek percandian Muaro Jambi dengan berkeliling menggunakan sepeda, Kamis.
Dalam kunjungan itu mereka bersepeda mengelilingi komplek percandian Muaro Jambi di Kabupaten Muarojambi, Jambi, yang merupakan kawasan percandian terluas di Asia Tenggara.
Dipandu oleh masyarakat setempat, puluhan peserta SMN asal wilayah timur Indonesia itu juga berkeliling di perkampungan masyarakat di tepian Sungai Batanghari yang masih masuk pada komplek percandian tersebut.
"Senang bisa berkeliling di candi, dan ini baru pertama kali, karena di Maluku Utara tidak ada candi seperti ini, di sana adanya benteng," kata salah seorang peserta SMN, Jihan.
Mereka yang mengunjungi komplek percandian Muaro Jambi itu mendapat penjelasan lengkap dari pemandu yang menjelaskan bahwa kawasan percandian itu merupakan peninggalan budha.
Para peserta itu cukup antusias mendengarkan runtutan penjelasan. Sebab mereka juga akan melaporkan kunjungannya itu dalam bentuk tulisan.
Komplek percandian tersebut terletak di Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muarojambi tepatnya di tepian Sungai Batanghari, sekitar 26 kilometer arah timur Kota Jambi.
Situs purbakala komplek percandian Muarojambi merupakan komplek percandian agama Hindu-Budha terluas di Asia Tenggara, dengan luas 3.981 hektare yang kemungkinan besar merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu.
Candi Muaro Jambi diperkirakan berasal dari abad ke-11 M dan lokasi tersebut merupakan kompleks candi yang terbesar dan yang paling terawat di pulau Sumatera. Sejak 2009 Komplek Candi Muarojambi telah diusulkan ke UNESCO untuk menjadi salah satu situs warisan dunia.
Selain itu, diperkirakan saat ini tercatat terdapat 123 peninggalan sejarah mulai dari kanal kuno, candi dan menapo. Jumlah tersebut baru yang diduga tim ahli sehingga diperkirakan jumlah peninggalan itu bisa lebih banyak.
Selain itu kawasan percandian Muarojambi itu memiliki 82 reruntuhan (menapo) bangunan kuno. Saat ini sudah ada sembilan bangunan candi yang telah dilakukan ekskapasi atau pemugaran dan pelestarian secara intensif oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi.***