Jambi, Antaranews Jambi - Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro (PLTMH) untuk empat desa terpencil di Provinsi Jambi, yaitu Desa Lubuk Bangkar Kecamatan Batang Asai Kabupaten Sarolangun dan Desa Ngaol, Desa Air Liki dan Desa Air Liki Baru Kecamatan Tabir Barat Kabupaten Merangin diresmikan.
Peresmian tersebut langsung dilakukan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Kepala Bappenas RI Bambang PS Brojonegoro di Desa Lubuk Bangkar Kecamatan Batang Asai kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi, Rabu.
Bupati Kabupaten Sarolangun H Cek Endra menyampaikan apresiasi atas terlaksananya pembangunan PLTMH tersebut, ia mengatakan hal ini merupakan bantuan kerja sama BAZNAS dan Bank 9 Jambi, OJK, UNDP dan Dirjen EBTKE Kementrian ESDM.
"Kebutuhan Listrik baru 72 persen, jadi kami masih kurang, terutama di daerah terpencil, khususnya di Kecamatan Batang Asai. salah satunya di Desa Lubuk Bangkar, ini sangat tepatlah tim tekhnis UNDP memprioritaskan desa ini. Tadi saya lihat untuk PLTMH ini ada 60 ribu watt yang akan menerangi lebih kurang akan cukup 280 rumah, saya berharap dilakukan perawatan dengan baik," katanya.
Plt Gubernur Jambi Fachrori Umar dalam kesempatan itu mengatakan bahwa hal ini tentu menjadi sebuah kehormatan dan kebanggaan khucusnya bagi masyarakat Desa Lubuk Bangkar, momen hari ini pastinya akan terus dikenang sebagai salah satu momen bersejarah, serta menjadi pendorong semangat dan harapan masyarakat, bahwa pembangunan bukan hanya milik masyarakat perkotaan, namun juga dapat dinikmati oleh masyarakat pedesaan, bahkan pada desa terisolir seperti Lubuk Bangkar ini.
"Saya ucapkan terima kasih pula kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Badan Amil Zakat Nasianal, Bank Jambi, dan UNDP indonesia yang telah bekerjasama dengan tulus dan serius, sehingga Pembangunan dan Revital sas Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidrodi Desa Lubuk Bangkar Kabupaten Sarolangun dan di Desa Air Liki, Desa Air Liki Baru, dan Desa Ngaol Kabupaten Merangin dapat direalisasikan sesuai dengan target dan rencana yang telah disepakati bersama," katanya.
Ia menjelaskan ketersediaan energi listrik yang memadai masih menjadi persoalan mendesak untuk ditangani pemerintah Berdasarkan data Tahun 2017, Rasio Elektrifikasi Nasional masih berada pada angka 95,35 % , sedangkan Rasio Desa Berlistrik mencapai 97,10 % . Pemerintah melalui berbagai program dan kegiatan telah menargetkan pada tahun 2019 Rasio Elektrifikasi mencapai 100 %
Terkait dengan hal tersebut, Provinsi Jambi saat ini mencapai 95,55 % , sedangkan Rasio Desa Rerlistrik mencapa 94,49 % . Jika dikaitkan dergan jumlah Rumah Tangga yang telah mencapat akses listrik, dari total 886. 600 Rumah tangga yang ada masih terdapat 39.578 ( 4,45 % ) Rumah Tangga yang belum mendapat akses listrik.
Untuk pemenuhan target Rasio Elektrifikasi, maka secara umum ada 2 (dua) pendekatan yang diambl, yaitu penyediaan energi listrik yang bersumber dari PT PLN dan kedua penyediaan enargi tistrik Non PL, yaitu dengan memanfaatkan sumber energi baru dan terbarukan yang memanfaatkan sumber energi lokal.
Ia menyebut pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) seperti yang dibangun di Desa Lubuk Bangkar ini merupakan sebuah terobosan sekaligus solusi untuk mengatasi persoalan penyediaan energi listrik di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau oleh jaringan PLN Sebagaimana bisa kita lihat, Desa Lubuk Bangkar ini jauh dari perkotaan dan cukup sulit diakses.
"Dapat kami laporkan kepada Bapak Menteri, bahwa sebagian besar wilayah-wilayah yang belum menikmati akses listrik di Provinsi Jambl, karakteristiknya relatif sama dengan Desa Lubuk bangkar ini," kata Fachrori.
Oleh karena itu, kami sangat mengapresiasi dan berterima kasih atas upaya yang telah diinisiasi oleh BAZNAS, Bank Jambi, Kementerian ESDM dan UNDP ini, sehingga masyarakat kami, khususnya di 4 (empat) desa dalam wilayah Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Merangin, saat ini sudah dapat kita angkat dari "dunia kegelapan".
"Semoga dengan adanya PLTMH ini perekonomian dan penghidupan masyarakat di Desa Desa tersebut akan lebih meningkat dan sejahtera. Aamiin," katanya.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada PT. PLN yang terus mengupayakan perluasan jaringan. Setiap tahun jumlah desa yang mendapat aliran listrik mengalami peningkatan signifikan.
Namun demikian, kita masih memiliki tugas dan tanggungjawab untuk mewujudkan Desa Terang 100 % , yang saat ini baru mencapai 94,49 % .
Berdasarkan data PLN , di Provinsi Jambi masih dibutuhkan pembangunan Jaringan Tegangan Menengah sepanjang 794.48 Kilo Meter Sirkit dan Jaringan Tegangan Rendah sepanjang 709,71 Kilo Meter Sirkit, dengan perkiraan kebutuhan anggaran sebesar 450 Milliar Rupiah.
"Oleh karena itu, pada kesempatan ini Saya menitipkan kepada Bapak Menteri kiranya dapat membantu mengupayakan pengalokasian anggaran untuk penuntasan pembangunan jaringan listrik di Provinsi Jarnbi," katanya.
Ia juga tetap mendukung perluasan wilayah penanganan oleh BAZNAS, Bank Jambi, Kementeriarn ESDM dan UNDP di Provinsi Jambi, terutama pada wilayah-wilayah yang sangat sulit diakses dan memiliki potensi untuk pemanfaaatan energi Baru terbarukan sebagai sumber energi.
"Saya berharap ada sinergi yang baik dalam pemanfaatan pembangkit listrik non PLN ini dengan PLN jika nantinya jaringan PLN dapat menjangkau seluruh wilayah. Minimal pembangkit yang ada ini nantinya dapat dintegrasikan sebagai sumber energi tambahan oleh PT. PLN," katanya menambahkan.
Menteri PPN Kepala Bappenas, Bambang Sumantri Brojonegoro mengatakan pembangunan PLTMH ini diharapkan masyarakat bisa menikmati listrik semaksimal mungkin, karena Di Desa Lubuk Bangkar ini baru pertama adanya jaringan listrik.
"Kita harapkan adanya listrik ini bisa meningkatkan pendapatan masyarakat di Desa Lubuk Bangkat bisa meningkat, dengan melakukan pengolahan berbagai hasil perkebunan dan pertanian," katanya.
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa PLTMH di Provinsi Jambi, bukan hanya di Kabupaten Sarolangun, melainkan ada di Kabupaten Merangin, yang jumlahnya sebanyak 4 pembangunan PLTMH, yang memang masyatakatnya sangat membutuhkan listrik.
Deputi Country UNDP Mrs Sopie Cumhaje sebagai pelaksana program ini mengatakan bahwa program ini merupakan Inovasi Model Pembiayaan, untuk Memberikan Akses Listrik dan
Pengentasan Kemiskinan di Daerah Tertinggal di Indonesia.
Ia mengatakan dari empat Desa yang mendapat bantuan pembangunan itu yang terbangun baru adalah di desa Lubuk Bangkar, sementara tiga desa lain yaitu desa Ngaol, Air Liki dan Desa Air Liki Baru merupakan Revitalisasi PLTMH.
Ia menjelaskan bahwa keberlangsungan PLTMH ini juga dipengaruhi Debit air. Debit air ada dua jenis, yaitu Debit rata-rata satu tahun dan Debit sesaat yaitu debit yang dihitung sesaat pada saat datang.
"Data debit air yang dihitung untuk 4 lokasi ini adalah saat peralihan musim hujan ke musim kemarau," katanya.
Ia menyebut Desa Air Liki yaitu Sungai Batang Gedang
Debit sesaatnya 350-400 liter/detik. Desa Air Liki Baru Sungai Sekungkung 200-250 liter/detik. Desa Ngaol Sungai Batang Ngaol
500 liter / detik dan Desa Lubuk bangkar 500 liter/ detik.
Kegiatan itu juga dihadiri oleh Deputi Country UNDP Mrs Sopie Cumhaje, Kepala BAZNAS, Bambang Sudibyo, Direktur EBTKE ESDM Nur Arifin Muhammad, Peltu Gubernur, Fachrori Umar, Bupati Sarolangun H Cek Endra, Wakil Bupati H Hillalatil Badri, Direktur Utama Bank BPD Jambi M Yani, Kapolres Sarolangun AKBP Dadan Wira Laksana, SIK, MAP, Dandim 042 Sarko Letkol Kav Rohyat Happy Ariyanto.
Sekda Sarolangun Tabroni Rozali,dan Peltu Kepala OPD Kabupaten Sarolangun, serta Baznas Provinsi dan Kabupaten Sarolangun, unsur tripika kecamatan Kades Lubuk Bangkar.
PLTMH untuk empat desa terpecil Jambi diresmikan
Kamis, 6 September 2018 20:16 WIB