Jambi (Antaranews Jambi) - Plt Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher Provinsi Jambi, drg Iwan Setiawan mengatakan pihaknya masih melakukan uji laboratorium penyakit yang diderita Afifah Nur Sholehan (7), siswi SD di Kabupaten Sarolangun setelah yang bersangkutan mendapat vaksin rubella.
"Saat ini masih kita lakukan uji laboratorium apakah benar penyakit yang diderita anak SD tersebut karena vaksin rubella atau tidak," katanya di Jambi, Senin.
Iwan mengatakan, berdasarkan keterangan yang dihimpun, anak SD itu mendapat suntikan vaksin rubella dua Minggu sebelum penyakit yang diderita itu muncul. Umumnya jika akibat vaksin paling lama dua hari akan ada reaksi ke tubuh.
Sebab itu Iwan belum bisa memastikan apakah penyakit aneh yang diderita anak tersebut dikarenakan vaksin rubella atau tidak karena butuh uji laboratorium.
Iwan mengatakan, sebelum di vaksin, kondisi anak harus sehat atau tidak boleh dalam kondisi lemah seperti demam, karena itu akan memperburuk kondisi anak.
Sebelumnya Afifah yang juga siswi Kelas 1 SD 163 Desa Bukit Suban, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun menjadi perbincangan karena disekujur tubuh anak tersebut seperti terkena cacar air. Keluarga korban mengatakan penyakit tersebut muncul usai anak tersebut mendapat suntikan vaksin MR di sekolahnya.
Mujito Kepala Desa Bukit Suban yang juga paman siswi SD tersebut mengatakan terkait dugaan adanya kejadian itu pascadiberikannya vaksin rubella ia tidak berani memastikan, namun anak tersebut mengalami penyakit seperti itu setelah dua hari mengikuti kegiatan vaksin tersebut.
"Itu dua hari setelah ada penyuntikan vaksin rubella, ada gatal di mata dan dikira cuma penyakit cacar biasa tapi bertambah terus di tubuhnya. Tapi kami sudah konsultasi ke dokter dan sekarang sudah di rumah sakit Raden Mattaher Jambi," katanya.
Mujito mengatakan saat ini pihaknya masih menunggu hasil labor yang ditangani dokter spesialis.
Pihak Puskesmas Pematang Kabau Kecamatan Air Hitam yang menjadi tempat pelaksana kegiatan pemberian vaksin rubella tersebut menyatakan sudah melakukan investigasi ke lapangan terkait kejadian yang menimpa siswi itu.
"Kami sudah melaksanakan investigasi di lapangan kemarin, bahwa anak tersebut kami berikan imunisasi pada tanggal 7 Agustus 2018," kata kepala Puskesmas Pematang Kabau, Usman.
Ia mengatakan menurut pengakuan ibu siswi itu, sakit tersebut baru terjadi sekitar dua minggu lalu.
"Dan dulu beberapa tahun yang lalu anak tersebut pernah mengalami penyakit yang sama, tapi tidak separah saat ini. Dan berdasarkan petunjuk teknis pemberian dan dampak imunisasi MR dari Kemenkes RI, tidak ada seperti penyakit yang diderita anak itu," kata Usman.***
RSUD Raden Mattaher uji lab penyakit yang diderita Afifah
Senin, 17 September 2018 14:30 WIB