"Saya dua hari ini sempat ngecek di media sosial, perihal persiapan acara muktamar ini, ada #Muktamar21IPM, pada baca enggak? Ada #muktamaripmberkesan, jangan-jangan sudah dibuat panitia tidak dilihat, saya lihat ramai banget," katanya pada pembukaan muktamar.
Selain Presiden, Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Natsir, Menteri Penddiikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki serta pejabat terkait lain juga menghadiri acara pembukaan muktamar itu.
"Ya kader-kader IPM banyak sekali. Saya juga lihat video ucapan selamat muktamar untuk IPM yang dikirim dari berbagai negara. Bukan hanya dari Thailand, dari Hong Kong, ada juga dari Italia, Aljazair, Austria, Republik Dominika. Lihat semuanya ya? Artinya jaringan IPM sudah mendunia. Ini luar biasa," ungkap Presiden.
Presiden juga menuturkan bahwa dia menyaksikan tayangan di YouTube soal persiapan muktamar ke-21 IPM.
"Saya juga lihat di YouTube videonya IPM di daerah yang hadir di muktamar ini. Banyak sekali yang kreatif. Saya lihat videonya IPM Jawa Tengah yang mengajak hadir ke muktamar ini dengan cover lagu Asian Games 'Meraih Bintang'. Ini menurut saya sangat kreatif sekali. Ada tidak yang bisa nyanyi? Jangan-jangan buat (video) tapi tidak bisa nyanyi," katanya.
Ia mengatakan sejak berdiri pada Juli 1961 hingga berusia 57 tahun pada tahun ini, IPM sudah melahirkan banyak tokoh dan berperan dalam masyarakat.
"Ada Bapak Haedar Nasir, dulu Beliau dari IPM, sekarang menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah. Ada Pak Busyro Moqoddas, Beliau ketua Komisi Yudisial dan Ketua KPK. Hadir enggak? Oh enggak ada. Ada Pak Hajriyanto Thohari, dulu dubes di Beirut," katanya.
"Ada Adinda Raja Antoni yang sekarang terkenal banget karena sering keluar di TV. Ada Pak Anis Matta. Ada Pak Budiman Sudjatmiko juga dan masih banyak lagi yang tidak bisa saya sebut satu per satu," ia menambahkan.
Raja Juli Antoni adalah Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Anis Matta pernah menjadi Presiden Partai Keadilan Sejahtera dan Budiman Sudjatmiko merupakan salah satu politikus PDI-Perjuangan.
"Saudara yang hadir di sini adalah generasi penerusnya, tapi Saudara tumbuh dalam suasana yang memang berbeda, yang hidup di dunia digital, sekarang semua anak-anak mudah pasti pegang smartphone. Semua berkomunikasi dengan Facebook, Instagram, kita tahu itu," kata Presiden.
"Banyak yang baik tapi tidak semua yang di internet dan media sosial berisi kebaikan, banyak ujaran kebencian, hoaks, bahkan ajaran-ajaran menyesatkan," ia melanjutkan.
Dia juga menyemangati peserta muktamar untuk meningkatkan daya saing karena pertarungan antarnegara semakin ketat.
"Saya yakin dengan anak-anak muda yang kita miliki, khususnya kader IPM, tidak perlu takut kita bersaing dengan negara-negara lain karena banyak yang ikut olimpiade matematika, fisika, dapat juara 1, juara 1, juara 1, artinya tidak kalah kita," katanya.
Ia lalu mencontohkan bahwa dri tujuh perusahaan rintisan yang berstatus unicorn (bernilai lebih dari Rp1 triliun) di 10 negara ASEAN, empat di antaranya ada di Indonesia.
"Ada Nadiem Makariem dengan Gojek, ada Ahmad Zaki dari Bukalapak, dan lainnya, artinya anak muda kita tidak kalah, jangan ada yang merasa inferior, kecil hati. Gojek juga sudah masuk ke negara lain, masuk ke Vietnam, lalu akan ke Singapura, mereka ini masih muda sekali," ungkap Presiden.
"Nanti 2045 umur berapa? Umur 40-an pas itu, pas ada yang jadi menteri, wakil presiden, presiden. Jangan lupa ada yang jadi Ketua PP Muhammadiyah. Ada juga yang jadi Ketua PP Aisyiyah. Tadi saya cerita sama Pak Ketua PP Muhammadiyah, Pak Haedar Nasir, Bu Jokowi ini dulu kuliah di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tapi semester ke-6 saya ajak kawin. Sudah itu saja cukup," kata Presiden, disambut tawa peserta muktamar.