Jakarta (Antaranews Jambi) - Nissan memanfaatkan aliansi global (Nissan-Renaut-Mitsubishi) dalam mengembangkan All New Livina yang menggunakan platform Mitsubishi Xpander.
Yutaka Sanada selaku Wakil Presiden Senior dan Pimpinan Nissan Asia-Oseania, menyatakan bahwa Nissan tetap berhati-hati dalam mengembangkan Livina agar model itu terlihat berbeda dan tidak dicap "kembar" dengan Xpander.
Kepada wartawan seusai peluncuran All New Livina, Selasa (19/2), Yutaka Sanada menjelaskan bahwa Nissan sudah mempelajari platform Xpander sejak Small MPV andalan Mitsubishi itu diluncurkan pada Agustus 2017.
"Itu benar, kami menggunakan aliansi kami...Mitsubishi. Tetapi setelah peluncuran Mitsubishi (Xpander) kami memiliki waktu. Dalam periode itu, kami sangat berhati-hati mempelajari dan mengembangkan produk sesuai desain kami, dan apa yang bisa kami gunakan," kata Yutaka Sanada.
Diterimanya Xpander oleh konsumen Indonesia merupakan kabar baik bagi Nissan sebagai mitra aliansi. Kendati demikian, Yutaka menggarisbawahi pentingnya bagi Nissan untuk memiliki model yang berbeda dari Xpander.
"...Kami mau setidaknya fokus pada bagian depan dan belakang dengan ciri khas Nissan, seperti Xtrail atau Serena," kata Yutaka. "Itulah kunci pengembangan setelah kami memutuskan memakai aset aliansi."
Tetap berkompetisi
Kendati menggunakan platform yang sama, namun Nissan dan Mitsubishi akan tetap berlomba merebut minat konsumen di segmen Low MPV melalui Livina dan Xpander.
Yutaka Sanada menjelaskan bahwa konsep aliansi adalah saling menguatkan, tanpa menghilangkan ciri khas dan keunggulan dari masing-masing merek.
"...dalam aktivitas aliansi, kami sudah jelas dengan Mitsubishi. Dalam beberapa hal berkompetisi satu dengan yang lainnya," kata dia.
Presiden Direktur Nissan Indonesia, Isao Sekiguchi, juga tidak sependapat apabila ada yang mengatakan bahwa Nissan Livina terbaru merupakan "kembaran" Xpander.
Berdasarkan strategi mereka, Livina terbaru memiliki perbedaan untuk mengakomodir para pecinta Nissan di Indonesia.
"Saya rasa, saya tidak setuju dengan komentar yang mengatakan produk ini sama. Kami sudah menghabiskan banyak waktu membawa ciri khas Nissan, terutama karena produk ini untuk konsumen di Indonesia," kata dia.
Mesin Livina dan Xpander
Nissan mengakui belum memanfaatkan seluruh aset di pabriknya untuk memproduksi mesin, sehingga menyambut baik peluang memproduksi mesin Livina yang juga menjadi mesin Xpander.
"Ini peluang bagus bagi Nissan dan Mitsubishi. Faktanya, fasilitas produksi mesin Nissan dalam hal kualitas assessment nomor satu di dunia," kata Yutaka Sanada, kemudian menambahkan "Tantangan kami adalah belum memanfaatkan penuh aset itu."
Sanada menyebut bahwa memproduksi mesin Livina-Xpander di pabrik Nissan adalah "solusi yang sama-sama menguntungkan."
"Adalah 'win-win solution' untuk mencoba memproduksi mesin ini di pabrik Nissan dan menyediakannya untuk Xpander, sebagai produk utama mereka. Kami bisa membuat generasi baru produk ini bersama-sama," kata dia.
Yutaka Sanada selaku Wakil Presiden Senior dan Pimpinan Nissan Asia-Oseania, menyatakan bahwa Nissan tetap berhati-hati dalam mengembangkan Livina agar model itu terlihat berbeda dan tidak dicap "kembar" dengan Xpander.
Kepada wartawan seusai peluncuran All New Livina, Selasa (19/2), Yutaka Sanada menjelaskan bahwa Nissan sudah mempelajari platform Xpander sejak Small MPV andalan Mitsubishi itu diluncurkan pada Agustus 2017.
"Itu benar, kami menggunakan aliansi kami...Mitsubishi. Tetapi setelah peluncuran Mitsubishi (Xpander) kami memiliki waktu. Dalam periode itu, kami sangat berhati-hati mempelajari dan mengembangkan produk sesuai desain kami, dan apa yang bisa kami gunakan," kata Yutaka Sanada.
Diterimanya Xpander oleh konsumen Indonesia merupakan kabar baik bagi Nissan sebagai mitra aliansi. Kendati demikian, Yutaka menggarisbawahi pentingnya bagi Nissan untuk memiliki model yang berbeda dari Xpander.
"...Kami mau setidaknya fokus pada bagian depan dan belakang dengan ciri khas Nissan, seperti Xtrail atau Serena," kata Yutaka. "Itulah kunci pengembangan setelah kami memutuskan memakai aset aliansi."
Tetap berkompetisi
Kendati menggunakan platform yang sama, namun Nissan dan Mitsubishi akan tetap berlomba merebut minat konsumen di segmen Low MPV melalui Livina dan Xpander.
Yutaka Sanada menjelaskan bahwa konsep aliansi adalah saling menguatkan, tanpa menghilangkan ciri khas dan keunggulan dari masing-masing merek.
"...dalam aktivitas aliansi, kami sudah jelas dengan Mitsubishi. Dalam beberapa hal berkompetisi satu dengan yang lainnya," kata dia.
Presiden Direktur Nissan Indonesia, Isao Sekiguchi, juga tidak sependapat apabila ada yang mengatakan bahwa Nissan Livina terbaru merupakan "kembaran" Xpander.
Berdasarkan strategi mereka, Livina terbaru memiliki perbedaan untuk mengakomodir para pecinta Nissan di Indonesia.
"Saya rasa, saya tidak setuju dengan komentar yang mengatakan produk ini sama. Kami sudah menghabiskan banyak waktu membawa ciri khas Nissan, terutama karena produk ini untuk konsumen di Indonesia," kata dia.
Mesin Livina dan Xpander
Nissan mengakui belum memanfaatkan seluruh aset di pabriknya untuk memproduksi mesin, sehingga menyambut baik peluang memproduksi mesin Livina yang juga menjadi mesin Xpander.
"Ini peluang bagus bagi Nissan dan Mitsubishi. Faktanya, fasilitas produksi mesin Nissan dalam hal kualitas assessment nomor satu di dunia," kata Yutaka Sanada, kemudian menambahkan "Tantangan kami adalah belum memanfaatkan penuh aset itu."
Sanada menyebut bahwa memproduksi mesin Livina-Xpander di pabrik Nissan adalah "solusi yang sama-sama menguntungkan."
"Adalah 'win-win solution' untuk mencoba memproduksi mesin ini di pabrik Nissan dan menyediakannya untuk Xpander, sebagai produk utama mereka. Kami bisa membuat generasi baru produk ini bersama-sama," kata dia.