New York (ANTARA) - Harga minyak naik untuk hari ketiga berturut-turut pada hari Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB), karena investor global bingung dengan memanasnya situasi geopolitik di Timur Tengah, menyusul serangan terhadap fasilitas minyak Arab Saudi.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni naik 0,85 dolar AS menjadi 62,87 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, sementara Brent untuk pengiriman Juli naik 0,85 dolar AS menjadi ditutup pada 72,62 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Koalisi pimpinan Arab Saudi melancarkan serangan udara ke sasaran pemberontak Houthi di ibu kota Yaman, Sanaa, Kamis pagi.
Serangan udara itu terjadi dua hari setelah pemberontak Houthi yang beraliansi dengan Iran mengklaim bertanggung jawab atas serangan drone (pesawat tak berawak) ke dua stasiun pompa minyak Arab Saudi dan fasilitas minyak lainnya, yang telah mendorong kenaikan harga minyak global.
Setidaknya enam anggota keluarga tewas ketika serangan udara koalisi pimpinan Arab Saudi menghantam sebuah rumah di pusat kota Sanaa, kata Kementerian Kesehatan yang dikuasai Houthi dalam sebuah pernyataan.
Lebih dari 30 orang lainnya cedera dalam serangan udara itu, lanjutnya. Pernyataan itu menambahkan bahwa jumlah korban tewas bisa meningkat karena banyak yang terluka tetap dalam kondisi kritis.
Baca juga: Harga minyak naik di tengah kecemasan pasokan global