Kepala Divisi Pengembangan RS Pelni, dr Didid Winnetouw, MPH mengatakan umumnya pasien yang dirawat merupakan korban yang mengalami luka berat dan luka sedang seperti terkena peluru karet, luka robek dan patah tulang.
"Sebagian besar pasien (korban) sudah kita pulangkan. Saat ini masih ada 13 pasien yang kita rawat inapkan," kata Didid.
Didid menyebutkan, total ada 82 orang korban yang dirujuk ke RS Pelni saat kericuhan terjadi tanggal 21-22 Mei kemarin. Dengan rincian, 61 orang luka ringan, 13 luka sedang, lima luka berat, satu orang sakit non trauma dan dua orang meninggal dunia.
Ia menjelaskan pasien luka ringan umumnya mengalami luka seperti lecet, memar dan sesak nafas akibat gas air mata.
Sedangkan korban luka sedang seperti luka terbuka yang harus melalui penanganan bedah minor.
"Untuk kategori luka berat itu patah tulang, luka robek yang memerlukan penanganan di meja operasi," katanya.
Didid mengatakan saat ini pasien korban kericuhan 21-22 Mei masih menjalani perawat di sejumlah kamar rawat inap di RS Pelni. Sebagian besar pasien tersebut merupakan warga setempat atau ber-KTP di wilayah Jakarta Pusat seputar Slipi, KS Tubun dan sekitarnya.
Menurut dia, pihak keluarga pasien sudah ada yang datang menjenguk dan juga menjemput korban yang sudah membaik kondisi kesehatannya.