Biak (ANTARA) - Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menegaskan, dua prajurit TNI di Surabaya, Jatim telah menjalani pemeriksaan terkait dengan aksi rasisme terhadap mahasiswa Papua.
Ia mengatakan, kedua prajurit TNI AD hingga sekarang masih berstatus terperiksa karena diduga mereka tidak patuh dalam menjalankan tugasnya sehingga menimbulkan aksi ujaran rasisme.
Marsekal Hadi Tjahjanto menegaskan, sekecil apapun kesalahan dibuat prajurit, jika terbukti akan dikenakan sanksi tegas sesuai peraturan yang berlaku.
"Prajurit TNI harus patuh dengan tugas ketika berdinas, ya jika melanggar kepatuhan bertugas pasti diberikan sanksi," tegas Panglima TNI Marsekal Hadi.
Ia mengatakan, kunjungan kerjanya ke Biak hanya untuk bersilaturahmi dengan masyarakat adat Papua.
Dengan silaturahmi ini, menurut Panglima TNI Marsekal Hadi, ia dapat menerima informasi serta mendapat masukan aspirasi masyarakat.
"Saya berterima kasih dengan masyarakat Biak yang sudah berkomitmen untuk menjaga keutuhan NKRI dan keamanan masyarakat sehingga menjamin kelangsungan program pembangunan, pemerintahan dan pelayanan kemasyarakatan," ujar panglima TNI didampingi Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian dan Bupati Biak Herry Naap.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyampaikan terima kasih dengan semua komponen masyarakat adat Papua di Biak yang ikut menjaga ketertiban dan keamanan dalam mendukung program pemerintah.
Panglima TNI mengatakan ia akan meneruskan masukan yang diperoleh ke Kementerian terkait sehingga menjadi bahan untuk memajukan pembangunan di Kabupaten Biak Numfor.
Dialog Panglima TNI dan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian dihadiri Bupati Biak Numfor Herry Ario Naap, Bupati Supiori Jules F.Warikar, Kapolda Papua Irjen pol Rudolf A.Rodja, Pangdam P XVIII Cenderawasih Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring, Pangkoopsau III Marsda TNI Andyawan Martono,Panglima Armada Armada III TNI Al, Danlanud Manuhua, Pangkosek Hanudnas IB serta Danrem 173/PVB Brigjen TNI Bahman.