Medan (ANTARA) - Pemerintah Kota Medan membentuk Tim Khusus Terpadu (TKT) untuk menangani permasalahan ratusan bangkai babi yang ditemukan di sejumlah sungai di Kota Medan.
Plt Walikota Medan, Sumatera Utara Akhyar Nasution berharap dengan adanya TKT tersebut, dapat menyelesaikan masalah yang belakangan menjadi topik perbincangan masyarakat terutama di Kota Medan.
"Diharapkan tim yang dibentuk ini dapat saling berkoordinasi dan bersinergi dalam menyelesaikan masalah tersebut," katanya dalam rapat koordinasi yang digelar di Ruang Rapat II, Balai Kota Medan, Jalan Kapten Maulana Lubis, Minggu.
Akhyar menginstruksikan seluruh jajarannya agar dapat menangani persoalan bangkai babi ini dengan serius, sebab dirinya tidak ingin hal tersebut menimbulkan keresahan.
"Ini menjadi masalah serius dan perlu koordinasi dari kita semua. Apalagi kejadian ini telah menjadi konsumsi pemberitaan di tingkat nasional. Oleh karenanya, perlu penanganan ekstra sebagai bentuk tanggung jawab kita sebagai pemerintah," ujarnya.
Akhyar juga berharap agar OPD dan pihak Kecamatan dapat berkoordinasi dengan pihak terkait seperti unsur Kepolisian guna mengusut kronologis kejadian serta oknum yang telah sengaja membuang bangkai babi tersebut.
"Hingga saat ini aroma busuk yang ditimbulkan dari bangkai babi tersebut cukup mengganggu warga. Untuk itu, lakukan koordinasi dan usut tuntas masalah ini," ujarnya.
Hadir dalam rapat tersebut Asisten Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Khairul Syahnan, Asisten Pemerintahan (Aspem) Musadad Nasution, dan seluruh pimpinan OPD dan Camat.
Sebelumnya, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumatera Utara mencatat ada 11 Kabupaten/Kota yang terkena wabah virus hog cholera yaitu Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Medan, Karo, Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan dan Samosir.
Dari 11 kabupaten/kota tersebut sebanyak 4.682 ekor babi dilaporkan mati akibat virus ini. Hingga kini, Pemprov Sumut bersama pemerintah daerah berupaya keras untuk menangani masalah tersebut.