Jakarta (ANTARA) - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro tidak mengesampingkan penggunaan baterai litium produksi domestik untuk mobil listrik jika sudah mumpuni.
"Selama material yang dipakai untuk membuat baterai litium memanfaatkan yang ada di dalam negeri dan teknologinya sudah bisa dibuat lebih efisien tentunya ini akan menjadi alternatif kita untuk penyediaan baterai kendaraan listrik," ujar Bambang ketika ditemui usai mengunjungi Pusat Penelitian Fisika di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) di Tangerang Selatan, Banten, Jumat.
Meski optimis, mantan kepala Bapennas itu menegaskan semua proses pengembangan dan produksi baterai listrik harus dilakukan secara hati-hati.
Semua aspek, ujar dia, harus diperhatikan termasuk aspek teknis standar maupun juga aspek dari sudut pandang ekonomi.
"Kalau kita ingin mengembangkan industri mobil atau motor listrik, kita paling tidak punya keunggulan di sisi baterai," ujar Bambang, yang mengunjungi juga Pusat Penelitian Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang berada dalam kompleks tersebut.
Presiden Joko Widodo mendukung keberadaan kendaraan listrik di Indonesia, hal itu dinyatakan juga ketika dikeluarkan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.
Indonesia sendiri sedang mengembangkan baterai litium karena memilki sumber cadangan bahan pembuatnya yaitu nikel yang cukup besar. Di Morowali dan Sulawesi Tengah juga kini sedang dibangun pabrik baterai litium, yang menjadi komponen penting bagi operasi kendaraan listrik.
Menristek berikan jaminan pemakaian baterai litium lokal untuk mobil listrik
Jumat, 22 November 2019 17:33 WIB