Jambi (ANTARA) - Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Jambi yang juga sebagai Ketua Pembina Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Jambi, Hj Rahima Fachrori mengemukakan sekaligus menekankan supaya Fatayat (organisasi perempuan Nahdatul Ulama) Provinsi Jambi berkontribusi dalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Provinsi Jambi, yakni melalui peningkatan kompetensi perempuan.
Hal itu disampaikannya dalam pelantikan, upgrading dan Rapat Kerja Pimpinan Wilayah Fatayat NU Provinsi Jambi Masa Khidmat 2019–2024 di Auditorium rumah dinas Gubernur Jambi, Minggu (15/12).
Pada kesempatan tersebut, Sekretaris Fatayat NU (Pusat) Hj Margaret Aliyatul M melantik para pengurus Fatayat NU Provinsi Jambi, dengan Sri Rayahu sebagai Ketua Fatayat NU Provinsi Jambi Masa Khidmat 2019–2024, menggantikan Fadillah Husen.
Rahima mengatakan, peran perempuan dalam pembangunan semakin meningkat dan telah mengisi berbagai posisi stratefis, baik dalam pemerintahan, dunia usaha, maupun dalam berbagai organisasi sosial.
Rahima berharap kontribusi organisasi perempuan Provinsi Jambi dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Provinsi Jambi, dan peran Fatayat NU berkaitan dengan peningkatan indeks pembangunan gender dan indeks pmberdayaan gender di Provinsi Jambi.
Rahima menambahkan bahwa pengurus Fatayat NU harus bersedia bekerja tanpa pamrih dan tanpa gaji.
Pengurus Pusat Fatayat NU, Nur Nadlifah berharap perempuan di Indonesia mempinyai nilai juang dan posisi tawar yang setara dengan laki-laki, sehingga percepatan pembangunan, khususnya dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia bisa terwujud.
Nur Nadlifah menegaskan, Fatayat NU siap bekerjasama dengan pemerintah untuk melaksanakan kerja-kerja sosial, kerja-kerja kemasyarakatan, termasuk yang berkaitan dengan pembangunan kesehatan, seperti melalui gerakan promotif dan preventif dalam mengatasi berbagai penyakit, diantaranya pencegahan stunting (pertumbuhan kerdil).
"Untuk itu, perempuan-perempuan harus dibekali dengan wawasan yang baik, diantaranya wawasan kesehatan," ujar Nur Nadlifah.
Kemudian lanjutnya, pemberdayaan perempuan Indonesia harus terus ditingkatkan, peningkatan kompetensi perempuan harus terus dilakukan, perempuan harus memiliki daya saing dan etos kerja, supaya perempuan Indonesia memiliki daya saing dan bisa berkompetisi dengan tenaga kerja dari negara-negara lain.
Ketua Fatayat NU Provinsi Jambi Masa Khidmat 2019–2024, Sri Rahayu mengatakan perempuan harus mampu membekali kemampuan sesuai dengan skill yang dibutuhkan pasar kerja. Selain itu dirinya berharap agar perempuan NU, khususnya Perempuan NU Provinsi Jambi mampu mengambil bagian dalam Revolusi Industri 4.0, maka penguatan kemampuan perempuan sampai ke akar rumput menjadi keharusan.
Sri Rahayu mengatakan, Fatayat NU menyiapkan pengajian online dan berharap hal tersebut bisa digunakan untuk share (membagikan) hal-hal yang juga bermanfaat terhadap peningkatan kualitas perempuan.***