Jakarta (ANTARA) - Sejumlah unsur lintas agama Interfaith Rainforest Initiative (IRI) menyerukan perlindungan hutan tropis Indonesia sebagai upaya melindungi paru-paru dunia di kawasan Nusantara.
"Upaya pelestarian yang ada tidak cukup dan ditemukan tantangan dalam pengelolaan alam adalah berakar dari moral manusia dan agama menjadi penting untuk dapat terlibat dalam mengelola moral manusia tersebut," kata dia.
Adapun seruan tersebut digelar pada Kamis dengan diikuti sejumlah unsur agamawan seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI).
Kemudian terdapat unsur Persatuan Umat Budha Indonesia (PERMABUDHI), Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN), Aliansi Masyarakat adat Nusantara (AMAN), para ahli, LSM, pemerintah UNEP PBB, Religions for Peace, Rainforest Foundation Norway dan GreenFaith.
Baca juga: Kaukus Pemuda Surabaya memulai 2020 dengan doa lintas agama
Baca juga: Wahid Foundation ajak generasi milenial Semarang perkuat toleransi
Sebagai pencanangan program tersebut dilaksanakan lokakarya, dialog dan peluncuran Interfaith Rainforest Initiative Indonesia yang dihadiri 200 peserta terdiri dari seluruh elemen terkait dari 12 provinsi di Indonesia.
Seruan dari para tokoh agama mengingatkan manusia agar tidak melakukan kerusakan. Perlu pendekatan dengan para pemuka atau tokoh masyarakat setempat untuk mendorong perubahan perilaku dalam melestarikan hutan hujan tropis.
Interfaith Rainforest Initiative (IRI) adalah Prakarsa Lintas Agama untuk Hutan Tropis yang merupakan aliansi internasional lintas agama yang berupaya memberikan urgensi moral dan kepemimpinan berbasis agama pada upaya global untuk mengakhiri penggundulan hutan tropis.
IRI merupakan wadah bagi para pemimpin agama dan komunitas agama yang bermitra dengan masyarakat adat, pemerintah, LSM dan sektor bisnis guna melindungi hutan tropis dan hak-hak para pelindung hutan.
Prakarsa IRI percaya bahwa sudah tiba saatnya bagi gerakan dunia untuk merawat hutan tropis yang didasarkan pada nilai yang melekat pada hutan dan diilhami nilai-nilai, etika dan panduan moral keagamaan.
Baca juga: Din: pengembangan kemajemukan menuntut sejumlah prasyarat
Baca juga: Menteri Agama ingatkan toleransi dan kebersamaan dapat majukan bangsa